27 Des 2007

Welcome Back to Ciamis....

Libur Natal dan Idul Adha tahun 2007 ini saya habiskan untuk berlibur ke Ciamis, sebuah kota kecil di ujung timur Jawa Barat. Sejak 2001, baru kali ini lagi saya berkunjung di kota yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah tersebut. Selama 2 hari di sana, saya kembali bernostalgia untuk mengenang tempat-tempat yang dulu sering saya kunjungi. Namun,tidak banyak perubahan berarti di Kota yang selama kurang lebih 6 tahun ditinggalkan ini.

Alun-Alun Ciamis
Alun-alun bisa jadi merupakan tempat favorit warga Ciamis, apalagi di hari libur dan sore hari. Tempat ini berada tepat di pusat kota Ciamis. Di sebelah barat terdapat kantor bupati, kantor pos, dan gedung SMP; di sebelah timur terdapat gedung DPRD dan penjara; sementara di sebelah barat berdiri dengan megah Masjid Agung Ciamis. Alun-alun ini tidak jauh seperti sebuah taman di dalam kota. Tempat ini dinamakan Taman Raflesia, karena di tengah-tengahnya terdapat patung raksasa berbentuk bunga Raflesia. Setiap sore, warga memanfaatkan waktu untuk sekadar hangout bersama keluarga. Namun, di malam hari, apalagi hari biasa, jangan harap melihat keramaian di tempat ini, kecuali malam minggu. Setiap hari Minggu pagi, tempat ini juga menjadi andalan warga Kota Ciamis untuk jalan-jalan bersama keluarga dan berolahraga dengan sekadar joging mengitari alun-alun atau mengikuti senam pagi.

Dari segi fisik, tak ada perubahan berarti di alun-alun ini, yang ada hanya penambahan plang “Taman Raflesia” di setiap sudut pintu masuk alun-alun. Tapi, ada satu yang berubah, yaitu Masjid Agung. Mesjid yang terletak di sebelah barat alun-alun ini telah direnovasi total dengan desain arsitektur yang mewah dan megah sehingga membuat kagum orang yang melihatnya.

Satu lagi, saat ini telah berdiri sebuah toko kelontong Alfamart tepat di samping Kantor Pos Ciamis. Saya sempat bertanya-tanya mengapa bisa berdiri sebuah toko kelontong di pusat kota dan jalanan jalur protokol. Yang saya tahu, jika di Jakarta, bangunan toko kelontong semacam itu tidak ada di jalan protokol, apalagi di pusat kota, kecuali mal-dan supermarket. Ini mungkin menjadi keunikan tersendiri untuk Kota Ciamis.

Bioskop Pusaka
Gedung bioskop yang terletak di sebelah timur alun-alun Ciamis ini merupakan salah satu tempat hiburan yang ada di Ciamis, selain bioskop Swadaya. Kondisinya tidak seperti bioskop-bioskop di Jakarta atau kota besar lainnya. Tempat ini dikatakan bioskop kelas bawah yang memutar film-film yang sudah agak “jadul” dan tidak up date. Jangan berharap mendapat kenyamanan nonton film di bioskop ini. Mungkin inilah bioskop satu-satunya tempat di mana kita bisa merokok dengan bebas, karena emang tidak ber-AC dan tidak dijaga. Penonton pun dengan santainya bisa merokok di sini sambil makan atau minum. Selain itu, jangan pernah berharap mendapat kursi empuk di sini, karena hanya disediakan kursi kayu yang memanjang. Selain bisa rebahan (jika kosong), kita juga bisa selonjoran kaki ke kursi yang ada di depan. Jangan kaget pula, kadang-kadang ada kecoa lewat ketika kita sedang asyik menonton. Wuiiihhhh.....sereemmm....!!!

Itu beberapa tahun yang lalu. Menurut warga, saat ini bioskop tersebut sudah tutup, entah karena bangkrut atau dijadikan cagar budaya. Ya, gedung bioskop ini menempati sebuah gedung tua, seperti peninggalan penjajah Belanda. Saking tidak adanya tempat hiburan untuk nonton, bioskop ini menjadi salah satu pilihan yang sulit bagi warga ciamis yang haus akan hiburan. Karenanya, banyak warga Ciamis, termasuk saya, lebih memilih berangkat ke Kota Tasikmalaya untuk sekadar nonton film di bioskop. Bioskop di Tasikmalaya bisa dibilang lumayan, karena sudah ber-AC dan berkursi empuk.

***
Itulah fenomena Kota Ciamis yang kurang memiliki fasilitas hiburan di dalam kota untuk warganya. Jangankan supermarket atau mall, toko kelontong sekelas Alfamart/Indomaret saja masih bisa dihitung jari. Tak ayal, untuk shopping atau mencari hiburan, warganya lebih memilih “hijrah” ke kota tetangga, Tasikmalaya. Hal ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan untuk para investor untuk menanamkan investasinya di kota yang sebenarnya strategis dan menjanjikan ini.

Untuk tempat wisata, jangan meremehkan Ciamis. Di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah ini terdapat banyak tempat wisata yang menjadi primadona, dari wisata kuliner, wisata laut, wisata sejarah, hingga wisata rohani. Untuk wisata laut, salah satu yang menjadi primadona adalah Pantai Pangandaran. Meski beberapa waktu lalu sempat diterjang tsunami, pantai yang terletak di sebelah selatan Ciamis ini sudah mulai berbenah dan kembali menunjukkan kelayakan sebagai salah satu pantai favorit di Jawa Barat ::.

4 Des 2007

Family Gathering ala HTML Jakarta Timur

Be Safe, be Brother. Itulah tema yang diusung pada acara Family Gathering HTML Jakarta Timur tahun 2007. Kegiatan tahunan yang berlangsung di Cisarua, Jawa Barat, pada 1–2 Desember 2007, ini terlaksana dengan sukses karena berhasil menyedot antusiasme para member HTML Jakarta Timur. Tak kurang, sekitar 75-an member HTML Jakarta Timur beserta keluarga hadir dalam acara yang dikomandani Bro Willy ini. Jumlah tersebut tentu bisa dikatakan besar untuk acara sekaliber family gahering di tingkat wilayah. Salain antusiasme tinggi para member untuk berpartisipasi, acara ini tambah meriah dengan aneka games seru dan menghibur, serta banyaknya doorprize yang dibagikan panitia untuk para peserta. Saking banyaknya hadiah doorprize yang tersedia, pembagiannya pun dilakukan secara berkala, yakni pada malam ketika api unggun, sebelum games, dan pada penutupan acara.

Sabtu (1/12), mulai pukul 14.00 hingga 18.00 WIB, dengan mengambil start dari tempat kongkow HTML Jakarta Timur di Mekdi Kalimalang, peserta mulai diberangkatkan menuju lokasi acara. Namun, karena masalah waktu, selain pemberangkatan yang dikoordinasi panitia tersebut, ada juga member yang ber-soloriding dan membuat kloter sendiri. Rombongan terakhir ini berangkat dari Jakarta pukul 22.00 WIB, tiba di lokasi acara kurang lebih pada pukul 00.30. Untuk menjalankan schedule yang telah disusun dan disepakati, acara tetap dijalankan dengan peserta yang sudah hadir sejak awal meski belum semua terkumpul di villa pada waktu yang sudah ditentukan.

Setelah rehat sejenak dan makan malam, acara yang berlangsung di Villa Torvas ini dibuka secara resmi oleh bro Willy selaku ketua panitia. Sesuai jadwal, setelah pembukaan, acara selanjutnya adalah sharring session. Segogyanya, acara ini diisi oleh para pengurus HTML JT (Korwil, BOS, korlap, dll). Namun, para pengurus HTML JT yang seharusnya menjadi narasumber dalam sharring session tersebut tidak bisa hadir karena berbagai halangan. Acara pun tetap dilanjutkan meski tanpa kehadiran para petinggi tersebut. Inilah yang menjadi kelebihan HTML Jakarta Timur, seperti dikatakan ketua panitia dalam sambutannya. “HTML Jakarta Timur bisa besar karena rasa kekeluargaan yang sangat solid. Regenerasi telah berjalan dengan baik di HTML Jakarta Timur. Terbukti, dari setiap acara family gathering, kita selalu merangkul teman baru untuk ikut terlibat dalam kepanitiaan dan mereka selalu bisa menjalankan tugasnya dengan baik. HTML Jakarta Timur besar bukan hanya karena pengurusnya, tapi karena regenerasi yang berjalan dengan baik.”, ungkap Willy, sang komandan.

Acara pun diisi oleh sharring pendapat atau saran untuk kemajuan HTML, HTML Jakarta Timur khususnya. Selain itu, di dalamnya juga membahas rekomendasi HTML JT untuk dibawa ke forum tertinggi HTML, yaitu Saresehan HTML 2007, yang akan berlangsung pada 15-16 Desember 2007 di Museum Keprajuritan, TMII.

Setelah puas berbagi pendapat, para member HTML Jakarta Timur diarahkan agar keluar villa untuk mengikuti acara outdoor. Bertempat di samping kolam renang, panitia telah menyiapkan api unggun. Sepanjang jalan menuju kolam renang dan di sekeliling kolam renang terlihat begitu indah dan romantis karena diterangi remang-remang lampu lilin. Sambil menikmati kehangatan api unggun di tepi kolam renang, para peserta disuguhi jagung bakar sehingga bisa menambah kehangatan malam itu. Tak lupa, acara malam itu dimeriahkan dengan pembagian doorprize pertama untuk dua orang yang beruntung.

Esoknya (Minggu, 2/12) setelah sarapan pagi, panitia menggelar acara games yang menarik dan seru untuk para peserta. Namun, sebelum acara games dimulai, diadakan kembali pembagian doorprize kedua untuk dua orang yang beruntung. Dengan penuh tawa dan canda, acara games berlangsung dengan meriah dan menghibur. Dari acara games yang bertujuan untuk meningkatkan keakrabaan sesama member HTML JT beserta keluarga ini, terpilihlah grup terbaik yang mendapat skor tertinggi dari masing-masing game sehingga berhak mendapat hadiah dari panitia. Setelah bercape-cape ria dan bermandi keringat, acara games ini diakhiri dengan lomba di dalam kolam renang.

Puji syukur karena seluruh rangkaian acara tahunan di HTML JT ini hampir selesai. Tepat pukul 12.00 WIB setelah makan siang, acara pun ditutup dengan pembagian hadiah dan doorprize yang terakhir. Tak lupa, doa bersama pun digelar untuk mengucapkan rasa syukur atas pelaksanaan acara ini dan memohon keselamatan selama perjalanan sehingga bisa semunya bisa berkumpul kembali bersama keluarga tercinta di rumah masing-masing.

Untuk menghindari kemacetan yang semakin parah di jalur Puncak, peserta dipulangkan lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. Peserta pun kembali dibagi menjadi beberapa kloter agar dapat dengan mudah memecah kemacetan di jalur Puncak munuju Jakarta. Selepas Puncak, kloter-kloter tersebut kembali berkumpul di pom bensin Gadog untuk berkoordinasi mengenai perjalanan selanjutnya menuju Jakarta. Di sinilah rombongan bertemu dengan Pulsarian Pra Depok. Tak hanya bertegur sapa dan bersalam-salaman khas ala biker, rombongan HTML JT dan member Pulsarian pun berfoto bersama dan bertukar stiker.

Well, acara family gathering ini merupakan bukti kebersamaan yang ada di HTML Jakarta Timur. Semoga acara tahun depan lebih ramai dan meriah dibandingkan tahun ini! (willey[2nd]_F4792R)



8 Nov 2007

Safety Riding, Pentingkah?

Kadang orang sering menapikan keselamatan dalam berkendara, terutama sepeda motor. Seringkali kita saksikan orang mengendarai motor tanpa mengenakan helm, memakai sandal jepit, motor tanpa spion, saling serobot, naik ke trotoar, dan sebagainya. Hal tersebut tentu bisa berakibat fatal, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Padahal, keselamatan berkendara atau safety riding seharusnya menjadi kebutuhan utama dan menjadi keharusan si pengendara, mengingat mengendarai sepeda motor memiliki risiko kecelakaan yang jauh lebih besar ketimbang kendaraaan lain.

Lihat saja ketika musim mudik Lebaran kemarin. Banyak sekali korban berjatuhan karena tidak memerhatikan pentingnya safety riding, mulai dari kaki lecet karena memakai sandal, tersangkut motor lain karena memakai jas hujan model ponco, menyenggol motor lain karena mengikat barang di belakang, sampai kepala pecah karena memakai helm cetok atau tidak menggunakan helm sama sekali. Selain itu, faktor pengalaman pun menjadi penyumbang banyaknya korban jatuh ketika musim mudik kemarin. Pemudik terlalu memaksakan melakukuan perjalanan jauh menggunakan sepeda motor, padahal mereka belum pernah melakukan perjalanan jauh dengan motor sebelumnya, apalagi dengan membawa beban dan boncengan di belakang.

Berbicara mengenai keselamatan berkendara, ternyata tidak melulu membahas mengenai apa yang kita gunakan ketika berkendara, tapi juga berkaitan dengan etika berlalu lintas di jalan. Ada hubungan yang jelas antara keselamatan mengendarai sepeda motor di jalan dan mematuhi aturan lalu lintas. Masalah etika di jalan ini masih perlu disosialisasikan supaya kita tidak mendengar lagi kasus orang meninggal dunia karena menyerobot lampu merah dan memasuki jalur cepat yang bukan diperuntukan untuk sepeda motor (contohnya jalur busway), tertabrak karena melewati garis putih, menabrak pejalan kaki karena menyerobot trotoar, adu mulut dengan pengendara roda 4 karena bersenggolan, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus mengedepankan sikap saling menghargai kepada sesama pengguna jalan.

Selain faktor diri sendiri, kecelakaaan bisa menimpa siapa saja karena kondisi sepeda motor, kondisi lingkungan, dan cara mengendarai. Faktor yang datang dari diri sendiri berkaitan erat dengan kondisi fisik dan mental. Banyak kasus kecelakaan terjadi ketika kondisi fisik sedang capai atau mengantuk. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya Anda tidak memaksakan diri mengendarai motor.

Kita juga sering melihat berbagai rambu/tanda yang memberikan informasi tentang kondisi lingkungan sekitar kita yang berkaitan dengan lalu lintas kendaraan, kita juga mengenal keharusan service rutin untuk kendaraan kita guna mempertahankan kondisi terbaik kendaraan kita, juga kita mengetahui bahwa ada undang-undang lalu-lintas yang khusus mengatur masalah lalu lintas. Tetapi, semua itu tidak akan menjamin keselamatan di jalan jika sikap dan kondisi mental kita tidak mendukung.

Sementara itu, faktor lingkungan pun turut berperan terjadinya banyak kecelakaan di Indonesia, misalnya jalanan licin dan jalanan berlobang. Kita perlu ekstra hati-hati menghadapi faktor lingkungan ini. Karena itu, sebagai langkah pertama mengantisipasinya, siapkan diri dan motor Anda sebaik mungkin.

Pemahaman akan pentingnya safety riding bisa dimulai dari diri sendiri sehingga bisa menjadi sebuah kebutuhan ketika berkendara.

7 Nov 2007

Waspada, Geng Motor Bukan Hanya di Bandung, di Jakarta pun Ada

Belakangan, keberadaan beberapa geng motor di Bandung sangat marak diberitakan bahkan menjadi headline berbagai media, baik elektronik maupun cetak. Tindak-tanduk mereka, seperti pembunuhan, tawuran, pengrusakan toko, dan yang terakhir video ritual penerimaan anggota baru, menjadi kunsumsi utama para penikmat berita saat ini. Memprihatinkan.

Aksi brutal geng motor ini sudah sangat meresahkan masyarakat, terutama di Bandung dan sekitarnya. Setidaknya, hal ini mengancam pamor Bandung dari Kota Bermartabat menjadi kota yang tidak aman untuk dikunjungi. Melihat pemberitaan saat ini, wisatawan lokal maupun asing setidaknya akan berpikir dua kali berkunjung ke Bandung karena khawatir keselamatan jiwanya akan terancam.

Langkah kepolisian untuk menindak tegas, bahkan tembak di tempat, bagi para anggota geng, memang langkah yang bagus. Tapi, hal ini tidaklah cukup. Pihak kepolisian harus merangkul berbagai pihak dan bertindak secara kontinu untuk memberantas keberadaan geng motor ini.

Mengapa harus kontinu? Bisa jadi, karena gembar-gembor berita dan tidak ingin kecolongan sehingga menjadi berita di berbagai media, pihak kepolisian mulai bergerak dalam pemberantasan pengganggu keamanan dan kenyamana Bandung ini. Namun, apakah ada yang menjamin setelah tidak menjadi bahan pemberitaan, kepolisiaan akan tetap melaksanakan komitmennya memberantas keberadaan geng motor ini?
Saat ini mungkin saja para anggota geng berhenti sementara beroperasi di jalanan, karena mereka sedang menjadi sorotan dan tidak ingin anggotanya tertangkap polisi. Namun, setelah semua adem-ayem dan Bandung kembali dinyatakan aman, bisa jadi mereka kembali beroperasi. Di sinilah diperlukan kontinuitas langkah kepolisian dalam memberangus keberadaan geng motor. Meskipun sudah tidak ramai dibicarakan, seharunya kepolisian harus tetap jalan menjalankan komitmenya.

Belakangan semakin banyak korban berjatuhan. Sasarannya pun tidak pandang bulu, seperti pelajar, tukang nasi goreng, karyawan, bahkan petugas kepolisian sekalipun menjadi korban. Berdasarkan kabar yang tidak santer diberitakan, seorang anggota klub motor di Bandung dibacok salah satu geng motor. Berita ini pun menjadi bahan pembicaraan hangat kalangan klub motor di sana. Sebagai bentuk solidaritas, mereka pun tidak lantas diam. Mereka bergerak men-sweeping kota Bandung untuk mencari keberadaan anggota geng motor itu. Namun, hasil nihil karena tidak ada satu pun anggota gengster berani beroperasi. Di sinilah dibutuhkan kebersamaan. Peran aktif pihak kepolisian dalam memberantas geng motor ini lebih efektif setelah melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat, sekolah, bahkan keluarga.

Sekarang, tinggal masalah hukum yang berbicara. Apakah anggota geng motor yang tertangkap saat ini hanya akan keluar-masuk penjara? Tentu hal tersebut sangat tidak diharapkan masyarakat. Jika memang itu terjadi, mungkin saja ada konspirasi antara kepolisian dan geng motor itu. Sudah saatnya kepolisan menghukum berat para anggota geng, bahkan hukum mati sekalipun, supaya mereka jera sehingga Kota Bandung kembali menjadi kota yang layak dikunjungi.

Bagaimana dengan Jakarta?
Bagi yang tinggal di Jakarta, Anda juga tetap perlu waspada. Geng motor bukan hanya ada di Bandung dan sekitarnya. Di jakarta juga ada. Bedanya hanya masalah waktu operasi. Jika geng motor di Bandung menjalankan operasinya hampir setiap malam, di Jakarta Anda perlu hati-hati jika keluar pada malam Sabtu dan malam Minggu selepas tengah malam, apalagi membawa sepeda motor sendirian. Geng motor ini biasanya beroperasi di jalan-jalan protokol Jakarta.

Modus operandinya pun sama seperti geng motor Bandung, yaitu merampok motor. Jika korban melawan, mereka tak segan mengeluarkan senjata tajam atau bahkan membunuh sekalipun. Untuk menjalankan operasinya, mereka tidak sendirian, melainkan berkelompok yang bisa mencapai ratusan motor. Jika di jalan melihat segerombolan sepeda motor, biasanya pengendara tidak memakai helm, lebih baik Anda berhenti dan mencari jalan alternatif lain. Waspadalah....Indonesia sedang tidak aman....!!!!

2 Nov 2007

Pilkada BOS dan Korwil HTML Jaktim: Awal untuk Perbaikan

Sesuai instruksi dari Komite Saresehan (Komsar) HTML pusat, masing-masing wilayah harus memilih calon koordinator wilayah (korwil) dan Board of Saresehan (BOS) untuk periode kepengurusan satu tahun ke depan. Untuk wilayah Jakarta Timur sendiri, pemilihan ini telah sukses digelar. Berlokasi di tempat kopi darat (kopdar) di Mc.Donald Kalimalang, Rabu (31/10), member HTML Jaktim memberikan hak suara untuk memilih jagoannya menjadi korwil dan BOS. Meskipun saat itu cuaca sedang tidak menentu dan terjadi kemacetan sepanjang jalur Kalimalang hingga Bekasi, hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme para member untuk berpasipasi dalam pilkada tahunan ini. Buktinya, tidak kurang dari 50 member hadir malam itu.


Adapun calon BOS dan Korwil dari Jaktim sendiri adalah Anto, Yossi, Eris, Ferdinand, Nanang, dan Boy. Namun, sangat disayang tiga calon, yaitu Eris, Nanang, dan Boy, tidak bisa hadir malam itu karena berhalangan. Meskipun tidak hadir, ketiganya tetap bisa dipilih oleh member untuk menjadi calon tetap Korwil dan BOS.


Acara diawali dengan pemaparan visi dan misi serta pencapaian target dari masing-masing calon. Selain itu, pada kesempatan ini juga para calon harus melewati uji wawasan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para member. Ada satu hal yang menarik menjadi sorotan utama dalam pemaparan visi dan misi ini, yaitu mengenai hubungan HTML dengan organisasi, klub, atau komunitas lain di Jaktim khususnya, dan Jabotabek pada umumnya. Selain itu, masalah eksistensi dan pengembangan HTML Jakarta Timur ke depan juga menjadi perhatian.


Setelah pemaparan visi dan misi serta tanya jawab, acara dilanjutkan dengan pemilihan para bakal calon BOS dan korwil. Sebelum pencoblosan, tak lupa panitia memberikan arahan mekanisme pencoblosan supaya tidak terjadi kesalahan. Sebab, satu surat suara pun sangat berharga dalam pemilihan ini. Berdasarkan absen member yang hadir malam itu, petugas yang telah ditunjuk segera membagi surat. Saatnya para member memilih jagoannya. Dan, siapakah pemenangnya?


Dengan disaksikan oleh Tommy (BOS demisioner), Martin (Korwil demisioner), dan Dicky (anggota Komisi Saresehan), penghitungan kertas suara dilakukan di hadapan para member HTML JT. Sebagai catatan, dari keenam calon yang ada, member harus memilih BOS dan Korwil. Dalam surat suara, para member harus menulis angka 1 untuk calon BOS pilihannya, dan angka 2 untuk calon korwil jagoannya. Hal seru terjadi dalam penghitungan ini karena masing-masing calon sempat saling salip dalam hal dukungan. Dan, akhirnya, orang yang paling dipercaya member-lah yang menjadi pemenangnya. Ya, untuk tingkat BOS, Yossi berhasil mengungguli calon kuat lainnya, Anto, dengan perolehan 25 suara sehingga berhak menjadi BOS HTML Jakarta Timur yang akan diajukan pada Saresehan HTML yang akan dilaksanakan pada 7-8 November 2007 di Rangkasbitung, Jawa Barat. Sementara Anto hanya mengantongi 23 perolehan suara sebanyak. Sisanya, terbagi untuk Ferdinand dan Eris. Sementara itu, untuk tingkat Korwil, member HTML JT lebih banyak memercayakan kepada Ferdinand dengan 27 suara. Sementara calon kuat lainnya, Eris, menduduki posisi kedua dengan 17 suara.


Dengan demikian, berdasarkan pemilihan ini, masing-masing 2 jagoan untuk korwil dan BOS terpilih akan melangkah menuju tahap final yang akan dilakukan pada acara Saresehan HTML, yang bakal digelar di Rangkas Bitung, Jawa Barat, dalam waktu dekat ini.


Selamat kepada calon BOS dan Korwil terpilih! Semoga dapat menjalankan amanat yang diberikan para member dan membangun HTML, khususnya wilayah Jakarta Timur, menjadi lebih baik.


Best regard,


Willey2nd_1207

Damnnn….Maling Kovloks..!!

Inilah kali pertama dalam hidupku, dan mudah-mudahan menjadi yang terakhirnya. Aku menjadi korba pencurian. Di tengah tidur lelapku, ada orang tak diundang menyambangi kamar kosanku. Bukannya untuk bertamu atau menumpang istirahat, orang ini datang untuk untuk menggondol yang bisa dibawa. Dammmnnn…HP dan uang di dompet digondol maling. Rabu (31/10) dini hari, sekitar pukul 04.00, aku tidur sedang lelap-lelapnya karena baru pulang ke kosan pukul 01.00 WIB. Saking lelapnya, aku sampai tidak sadar ada orang yang menyambangi kamarku. Bodohnya lagi, emang sudah jadi kebiasaan, pintu kamar tidak dikunci dan anak kuncinya dibiarkan tergantung di pintu luar.

Sekitar pukul 04.10 WIB, tetangga kamarku bangun untuk sahur. Alangkah kagetnya dia ketika melihat ada orang mencurigakan dan berlari keluar. Tapi, temanku ini tidak bisa melakukan apa-apa karena orang itu sudah di luar gerbang. Dia lantas membangunkanku untuk menanyakan apakah ada yang hilang. Aku pun segera bangun. Mataku langsung terpicing melihat dompet yang sudah terbuka di rak kecil paling atas di kamarku. Astagfirullah…uang gaji bulanan yang bakal aku gunakan untuk membayar kosan bulan ini sudah tidak ada di dompet. Yang aku lihat hanya ada satu lembar seribuan. Aku langsung lemas dan nyesek mengapa ini terjadi padaku yang sedang mengalami krisis finansial. Aku menyesal mengapa menunda-nunda membayar kosan, padahal uang itu sudah dipegang sejak kemarin. Untungnya, semua ATM, STNK, dan kartu-kartu penting lain di dompetku tidak ikut digondol.

Aku segera membangunkan tetangga kosan yang lain. Setelah cek sana-sini, ternyata tetangga kamarku kehilangan 2 HP sekaligus saat itu. Mendengar kata “HP”, aku langsung loading dengan HP-ku. Aku langsung lari ke kamar dan mencari di mana keberadaan barang itu. Aku berhasil menemukan HP CDMA-ku yang memang sejak semalam aku biarkan terjatuh di bawah rak. Tapi, HP yang GSM ke mana? Seingatku, semalam aku membawa tidur barang tersebut. Ketika tidur, HP itu ada di sampingku. Kamar aku obrak-barik tapi tidak diketemukan. Aku langsung lemes. Segera aku meminjam HP teman untuk menghubungi HP-ku, karena HP CDMA sedang lowbatt dan tidak ada pulsa. Berkali aku coba hubungi nomorku dan sekali diangkat si maling, tapi dia tidak bicara sedikit pun dan langsung mematikannya. Aku hanya bisa pasrah. Setalah itu, orang yang membangunkanku langsung keingatan dengan HP-nya. “Jangan-jangan HP gw juga hilang”, katanya. Dia langsung ke kamarnya. Ternyata, HP-dia juga ikut digondol karena karena pintu kamar selalu dibiarkan terbuka selama dia tidur.

Semua apes. Total HP yang hilang subuh itu berjumlah 5 buah plus uang ratusan ribu dari dompetku. Saat itu, kosanku memang sedang ditinggalkan pemiliknya keluar kota. Gerbang yang biasanya digembok setelah pukul 00.00 WIB juga dibiarkan tidak terkunci, karena orang yang biasa mengunci gerbang ikut keluar kota. Jadi, sampai tulisan ini dibuat, pemilik kosan tidak tahu bahwa kosannya kemasukan maling. Aku memegang nomor HP salah satu anaknya, tapi aku belum berani melaporkannya. Dari kabar yang aku terima, ternyata keluarga pemilik kosan sedang berduka karena orang tua dari menantunya meninggal dunia di Kuningan, Jabar.

Terus, sebenarnya siapa yang berani masuk kosanku? Aku yakin orang yang mencuri itu adalah orang dekat kosan yang sudah lama mengintai dan tahu seluk-beluk kosan serta penghuninya. Kamarku menjadi salah satu incarannya karena mungkin dia tahu kunci selalu tergantung di luar pintu. Kecurigaan ini diperkuat adanya kemungkinan si pencuri tahu bahwa keluarga pemilik kosan sedang keluar kota dan tidak ada penjaga, sehingga bisa leluasa memasuki areal kosanku.

Yang aku tahu, ini kejadian yang kedua di kosanku. Dulu sempat terjadi juga pencurian dengan korban tetangga kosanku. Dia kehilangan dompet dan HP. Saat itu, uang plus dompet diambil semua, beda denganku yang hanya diambil uangnya.

Tentu, ini menjadi peringatan, khususnya buat aku, agar selalu hati-hati dan tidak teledor. Intinya jangan lupa menunci pintu ketika tidur dan keluar kamar. Semoga ke depan selalu bisa berhati-hati dan berharap kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya.

Aku harap si maling berbaik hati mengembalikan sim-card HP-ku. Tapi, apakah itu mungkin? Mudah-mudahan saja…..

31 Okt 2007

Petugas Pendaftaran di Samsat = Calo

Selama lima tahun ini, saya memiliki motor Tiger lansiran 2002 yang berplat F (Bogor). 10 Oktober 2007 merupakan tanggal terakhir masa berlakunya STNK motor saya. Karena kesibukan bekerja di Jakarta dan panjangnya libur lebaran, saya baru bisa mengurusnya pada Senin (27/10). Dengan mengambil waktu kerja dan terpaksa membolos, hari itu saya segeramengurus perpanjangan STNK di Kantor Samsat Kab Bogor di Cibinong.

Di usia motor yang kelima, ini baru kali pertama saya mengurus perpanjangan STNK sendiri. Untuk membayar pajak tahunan, biasanya saya memercayakan kepada teman untuk mengurusi pembayarannya. Namun, karena ingin tahun bagaimana rasanya mengurusi STNK sendiri, saya memutuskan untuk mengurus sendiri ke Kantor Samsat.


Sebelum memberanikan diri mengurus sendiri, saya mencari referensi tentang cara-cara pengurusan perpanjangan STNK, baik dari teman-temannya di kantor maupun dari milis otomotif saya ikutinya. Berbekal informasi itu, akhirnya saya memberanikan diri mengurusnya sendiri.


Setiba di loket pendaftaran, saya langsung disambut petugas pendaftaran. Hal ganjil pertama terjadi di sini. Ketika tahu bahwa saya akan mengurus perpanjangan STNK, si petugas yang bernama Deni dan berseragam polisi ini langsung mengambil kertas dan mengira-ngira biaya yang harus saya keluarkan sampai STNK baru jadi tanpa ada patokan harga yang sudah ditetapkan. Total saat itu, menurut perkiraannya, saya harus mengeluarkan Rp490.000. Sungguh angka yang fantantis untuk ukuran biaya perpanjangan STNK sepeda motor. Lantas, petugas itu merinci untuk apa saja uang sebesar itu. Katanya, jumlah itu sudah termasuk biaya pengesahan Rp30.000, mencari berkas Rp25.000, plat nomor Rp30.000, cek fisik Rp30.000, denda, pajak tahunan, dll. Namun, jumlah itu belum termasuk pembayaran formulir gesek mesin Rp20.000. Saya sempat surprise dengan angka sebesar itu. Sebab, berdasarkan informasi yang saya terima, biaya yang akan dikeluarkan untuk perpanjangan STNK tidak akan lebih dari Rp400 ribu, termasuk denda. Saya sempat berpikir, apakah petugas ini calo atau bukan. Tapi, saya sempat yakin bahwa petugas tersebut bukan calo karena memakai seragam dan bertugas resmi di loket pendaftaran. Namun, kayakinan saya sempat goyah karena saya sempat mendengar bisik-bisik seorang yang mengurus pajak sedang negosiasi dengan petugas lain di loket pendaftaran itu agar biaya pajak tahunannya dikurangi. Saya pun mengacuhkan bisik-bisik itu, yang penting saya mengurusnya dengan resmi kepada petugas yang ada. Selama menunggu, saya memperhatikan sekeliling kantor Samsat. Prosedur yang diberi tahu teman-teman tidak terjadi di kantor Samsat Kab Bogor ini. Biasanya, orang yang berurusan dengan kantor Samsat, mulai mengurusi pajak kendaraan bermotor, perpanjangan STNK, mutasi, dll, akan memasuki beberapa loket mulai dari pendaftaran dan berakhir di loket pembayaran. Tapi, itu semua tidak terlihat di sana. Yang saya perhatikan, pengurusan segala sesuatu sampai selesai, di-handle oleh satu orang yang bertugas di loket pembayaran itu, bahkan pembayarannya pun di lakukan di loket pendaftaran kepada si petugas yang ada. “Konsumen” tinggal duduk, menunggu dipanggil si petugas, menyelesaikan pembayaran, dan menerima STNK.


Ya, ini namanya calo, tapi calo yang menggunakan seragam petugas polisi dan kantor Samsat. Akhirnya, saya sadar bahwa saya sedang berurusan dengan calo. Nasi sudah menjadi bubur. Karena memang sudah tidak ada pilihan, lewat mereka atau tidak sama sekali. Yang saya perhatikan, sebenarnya bukan hanya saya yang menjadi korban, tapi hampir semua yang datang ke Kantor Samsat untuk mengurusi berbagai keperluannya yang berkaitan dengan Samsat.


Memang dasar calo, prosesnya pun tidak memakan waktu yang lama. Kurang dari satu jam, STNK baru sudah saya pegang. Namun, karena membawa uang pas-pasan, saya pergi dulu ke ATM untuk mengambil uang. Sebelum ke ATM, saya sempat menanyakan apakah prosesnya masih lama atau tidak. Dan, si petugas menanyakan apakah saya akan menitipkan uang pembayaran kepadanya atau tidak. Awalnya, saya percaya saja dengan hitung-hitungan yang Rp490.000 itu, sehingga saya menitipkan Rp400.000 kepadanya. Setelah dari ATM, STNK ternyata sudah tercetak. Saya lihat rincian pembayaran yang ada di STNK baru itu, ternyata total semuanya hanya tercantum Rp354.000, itu semua sudah termasuk pajak tahunan, biaya administrasi, plat nomor, dan denda. Lantas, mengapa sebelumnya hitung-hitungan sampai Rp490.000? “De, jumlah di STNK ini sudah saya kecil-kecilkan, loh,” kata petugas itu sambil merujuk rincian pembayaran yang ada di STNK baru. Tapi, saya acuhkan perkataaan itu. Yang saya tahu, saya hanya harus membayar sejumlah uang yang tertera dalam STNK. Karena sudah kepalang menitipkan uang Rp400.000, sementara uang harus dibayar Rp354.000, saya akhirnya meminta kembalian kepada si petugas itu. Namun, dia malah membentak. “Si Ade ini gimana sih, hitung-hitungan tadi’kan hanya untuk orang dalam, belum buat saya, “ katanya dengan nada sedikit tinggi. Dari situ, saya yakin 100% bahwa si petugas pendaftaran ini merangkap sebagai calo. Terjadi sedikit percekcokan antara saya dan si petugas. Karena malas berdebat, akhirnya saya mengalah. Si petugas tetap meminta agar saya memenuhi angka yang Rp490.000 itu. Saya pun mengeluarkan Rp50.000 lagi sehingga total mengeluarkan Rp450.000. Jumlah itu lebih dari cukup, gumam saya. Namun, petugas itu kembali mempertegas bahwa hitung-hitungan tadi hanya untuk orang dalam dan tetap meminta saya memenuhi perhitungan awal.


Karena malas berdebat panjang lebar, akhirnya saya mengeluarkan Rp50.000 lagi dari dompet. Total yang sudah dikeluarkan Rp500.000. Jumlah itu seharusnya tetap ada kembalian Rp10.000, tapi saya merelakan untuk si petugas itu. Apa yang terjadi selanjutnya? Si petugas berseragam polisi itu malah minta ongkos lebih. “Kok, cuma Rp10.000 doang!” Saya pun menambahkan lagi Rp10.000 meskipun saya tidak ikhlas sama sekali. Wajar ini terjadi seandainya saya berurusan dengan calo yang benar, karena orang yang saya hadapi ini adalah petugas pendaftaran resmi. Ini tidak seharusnya terjadi.


Berdasarkan pengalaman ini, saya mengimbau kepada siapa pun untuk tetap berhati-hati dalam pengurusan segala surat-surat kendaraan bermotor di Kantor Samsat. Sebab, petugas resmi pun sudah berani terang-terangan merangkap sebagai calo untuk kepentingan pribadi. Waspadalah!

24 Okt 2007

Ppppttthh…Senin Pagi yang Nggak Lucky

Senin pagi (22/10) di kala kaum pekerja Jakarta memulai aktivitas setelah sekian lama mudik/libur Lebaran, aku mengalami hal yang tidak begitu mengenakkan dengan motor Tigerku. Di saat kebetulan aku telat bangun, lutut sebelah kanan sakit, dan di tengah ketergesa-gesaan menuju kantor, tiba-tiba motorku kehilangan kompresi. Keluar di perempatan Haji Ten, aku sudah merasakan ada indikasi motor ngeberebet, ngempos, sehingga mesin mati mendadak. Sesaat aku sempat memberhentikan motor dan mengecek apa yang terjadi. Karena awam mengenai mesin motor, yang aku bisa lakukan hanya kembali menyalakan dengan mengengkol motor karena kebetulan starter elektriknya mati. Setelah sekian lama mengengkol di tengah lutut kananku yang sakit, akhirnya motor bisa menyala lagi. Karena belum begitu jauh dari kosan, aku sempat berpikir untuk tidak gambling bisa sampai ke kantor dengan kembali ke kosan dan menyimpan motor di sana. Tapi, kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk naik kendaraan umum karena pasti datang lebih telat masuk kantor, sehingga aku urung mengembalikan motor ke kosan dan melanjutkan perjalanan sambil berdoa supaya bisa sampai kantor dengan lancar. Namun, setelah pintu kereta Pramuka, mesin motor kembali mati. Aku pinggirkan motorku di depan Pasar Pramuka. Aku coba nyalakan motor.. Sungguh tersiksanya aku. Motor tetap tidak bisa nyala. Di tengah kondisi lutut yang sakit, aku menyerah kepada keadaan.

Aku sempat berpikir untuk meminta bantuan rekan-rekan satu komunitasku. Tapi, tebersit keinginan untuk tidak merepotkan mereka di hari pertama kerja setelah lebaran ini. Aku khawatir mereka sedang menghadapi pekerjaan yang menumpuk setelah sekian lama ditinggal libur Lebaran. Namun, keadaaan emergency-lah yang membuat aku memberanikan diri menghubungi teman-temanku. Aku sedang tidak beruntung, ternyata benar teman-teman yang aku hubungi sibuk dan nada mailbox terdengar dari mana-mana. Setelah bingung tidak ada yang bisa dihubungi, aku berpikir untuk meminta bantuan mekanik bengkel langgananku, Mas Wagimin. Namun, sayang di phonebook HP, aku lupa meyimpan nomornya, mungkin karena aku sudah memiliki kartu namanya. Aku coba cari kartu namanya di dompet, tapi ternyata sudah raib entah ke mana. Aku coba menghubungi Iwan, salah satu temanku di HTML. Aku berhasil menghubunginya tapi tidak mengatakan bahwa motorku sedang mogok di jalan karena takut dia menawarkan bantuan kepadaku di tengah kesibukan kerjanya. Aku hanya mengatakan bahwa aku memerlukan nomor telepon Mas Wagimin, namun dia tidak menyimpan nomornya di HP yang dipegang sekarang. Aku mulai lemas dan cemas. Tapi, dia memberiku nomor Bombie, salah satu langganan bengkel Mas Wagimin juga. Aku segera menghubunginya dan aku dapat nomor telepon Mas Wagimin darinya.

Secercah harapanpun mulai muncul. Aku menelepon Mas wagimin dan ternyata langsung direspons. Saat itu, dia masih di rumahnya dan akan berangkat menuju bengkel. Aku jelaskan kondisi motorku. Setelah memberi tahu lokasi motorku mogok, tanpa basa-basi dia memintaku menunggu. Sambil menunggu, aku coba-coba lagi menyalakan motor dan memindahkan jok yang sudah aku buka ke tempat yang bisa terlihat orang untuk menandakan bahwa motorku sedang bermasalah, sambil berharap jika ada teman-teman komunitasku ada yang lewat, bisa melihat kondisi motorku dan setidaknya bisa membantuku. Dari ratusan motor yang aku perhatikan, tidak ada satu pun yang aku kenal. Mungkin teman-temanku sudah di kantornya masing-masing, pikirku. Aku sempat melihat ada satu-dua yang lewat, namun mungkin karena tengah dikejar waktu, mereka tidak sempat berhenti. Aku menunggu Mas Wagimin cukup lama. Aku berinisiatif untuk mengirim beliau SMS karena khawatir salah informasi mengenai lokasi motorku mogok. Di saat aku mengetik SMS, tiba-tiba ada yang menyolekku dari belakang. Ternyata Mas Wagimin. Aku sempat kaget tapi akhirnya senang dia datang juga. Mas Wagimin segera mengecek kondisi motorku yang ternyata tetap tidak bisa nyala. Dia segera menngeluarkan kunci busi dan membukanya. Segera dia memasukkan cairan khusus ke lobang busi. Motor nyala lagi, tapi sebentar mati lagi. Tidak tahu apa yang dia lakukan selanjutnya, motor kembali nyala. Dia coba tes jalan dan tidak ada masalah lagi. Motorpun divonis kembali normal.

Sebagai ucapan terima kasih, segera aku membuka dompet untuk memberinya ongkos. Tapi sial lagi, tidak ada uang lebih di dompetku karena aku belum sempat ke ATM. Sebenarnya lebih dari cukup untuk membayar, tapi aku berniat membayar lebih atas jasa dan kebaikannya ini. Tapi, apa yang terjadi? Ketika aku menyodorkan uang, refleks dia menolak mentah-mentah pemberianku. Aku kaget, maksudku ini uang jasa dan mengganti bensin. Dia tetap tidak mau menerima meskipun aku paksa. Dia hanya mengatakan, “Saya ikhlas kok, Mas. Ini sudah kewajibanya saya”. Hah, kewajiban? Apakah selama ini dia ada yang menggajinya? Tidak. Aku memang menjadi langganannya, tapi aku tidak mau kalau sampai gratis seperti ini. Aku merasa tidak enak karena dia tidak mau menerima uangku. Aku bingung bagaimana menyampaikan rasa terima kasihku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi memaksanya untuk menerima uang dariku. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan memohon maaf telah merepotkannya. Sebelum berangkat, beliau menyarankan agar aku segera mengganti busi dan kepala busi karena sudah saatnya diganti.

Setelah motor nyala kembali, aku segera meluncur ke kantorku di kawasan Kuningan. Namun, setelah melewati Masjid Matraman, motorku kembali ngadat. Aku berhenti dan melakukan apa yang aku bisa. Tidak mungkin rasanya menelepon kembali Mas Wagimin dan meminta bantuannya kembali, sementara dia juga memang sudah kembali ke bengkelnya. Alhamdulillah, motorku bisa nyala lagi. Namun, melewati Pasaraya Manggarai, motor kembali merengek. Aduuh…kapan aku bisa sampai ke kantor kalau begini terus, pikirku saat itu. Dengan penuh perjuangan, akhirnya motor bisa nyala kembali. Aku merasakan sakit yang luar biasa di lututku karena aku tetap harus mengengkol motorku. Motor aku bawa jalan perlahan, namun motor kembali ngambek di putaran menuju Kuningan. Saat itu aku sempat merasa stres, padahal lokasi kantorku sudah dekat. Aku berusaha sendiri lagi. Syukur motor nyala kembali dan aku membawa pelan-pelan motorku. Sayang, di depan gerbang kantorku, motor kembali ngadat padahal tinggal beberapa puluh meter munuju parkiran motor. Huh, sialnya nasibku. Aku tidak mau mendorong motorku dan tidak mau menelepon teman-teman di kantor karena takut mengganggu pekerjaannya. Kondisi jalan menuju parkiran cukup menanjak, jadi aku tetap tidak mau mendorongnya. Aku coba lagi, dan ternyata nyala kembali. Tepat pukul 10.00 aku baru sampai kantor. Untung aku sudah menginformasikan atasanku bahwa aku datang telat karena motor mogok di jalan.

Secara khusus, aku ucapkan banyak terima kasih kepada Mas Wagimin, mekanik sekaligus pemilik bengkel Mandiri Motor, Jalan Layur, Rawamangun, Jaktim, atas kebaikaannya datang dan memperbaiki motorku di jalan. Maaf juga telah merepotkan…Semoga amal baiknya diterima Allah SWT. Tak lupa juga aku ucapkan terima kasih kepada Iwan, yang sudah menelepon dan menanyakan bagaimana kondisi motor. Dan, terima kasih juga buat Bombie yang udah ngasih nomor telepon Mas Wagimin. Piss…


2 Okt 2007

Sahur on The Spot KOMMIK Sukses Digelar

Inilah kali pertama dalam sejarah di PT MIK. Sahur on the spot. Acara yang digagas rekan-rekan Komunitas Motor MIK (KOMMIK) ini berlangsung pada 29 September 2007, bertempat di Panti Asuhan Al-Hasanat, Mampang Prapatan, Jaksel. Sejak awal, panitia kecil yang dikomandani Ary Kurniawan ini sudah menyusun rencana. Berbekal dari obrolan ringan di warung makan, tercetuslah ide untuk mengadakan sahur bersama. Awalnya, konsep acara ini adalah sahur on the road, yakni membagi-bagikan makanan sahur kepada orang-orang yang yang ditemui di jalan. Namun, seiring waktu, konsep tersebut diubah menjadi sahur on the spot, karena dianggap lebih efektif dan mengenai sasaran.

Rapat kecil-kecilan pun diadakan. Entah itu di warung makan atau di kantor, bahkan via email atau chatting sekalipun. Berbekal niat mulia untuk berbagi dengan sesama, acara ini pun sukses digelar berkat dukungan dari semua pihak.

Jumat (29/9) sore, sebagian peserta SOS sudah berada di kantor MIK yang berlokasi di Taman Perkantoran Kuningan, karena memang saat itu bertepatan dengan pelaksanaan buka puasa bersama PT MIK Groups. Sebagian ada yang memutuskan mengikuti buka puasa di kantor dan dilanjutkan dengan SOS, tapi ada pula yang memilih buka puasa di rumahnya masing-masing dan kemudian mengikuti acara SOS ini.

Pukul 20.00 WIB, acara buka puasa bersama selesai dilaksanakan dan sebagian peserta memilih tetap berada di kantor sampai waktu pelaksanaan SOS tiba. Memang, manajemen PT MIK memberikan izin kepada panitia untuk menggunakan dan memanfaatkan fasilitas lantai 9 Graha MIK sebagai tempat persiapan SOS. Peserta SOS pun berkumpul di sana. Dan, di lantai 9 inilah, peserta menghabiskan waktu sambil menunggu keberangkatan menuju lokasi acara.
Sat per satu peserta yang memilih untuk pulang terlebih dahulu pun mulai berdatangan ke kantor. Umumnya, mereka datang dari rumah dengan sengaja membawa serta suami atau istri. “Gue ngajak istri karena ingin berbagi kebersamaan saja. Belakangan ini gue ngerasa urang ada waktu buat jalan-jalan bareng istri. Jadi, acara ini sekalian aja buat jalan-jalan,” ungkap Bimo, yang saat itu membonceng istrinya dengan motor Thunder yang baru dibelinya beberapa bulan lalu.

Namun, sangat disayangkan acara diskusi safety riding yang rencananya dilangsungkan malam itu batal dilaksanakan karena berbagai pertimbangan. “Diskusi ini terpaksa dibatalkan karena pada waktu yang telah ditentukan, peserta SOS belum terkumpul semuanya, “ ujar Ary Kurniawan, ketua pelaksana SOS. Acara pun digantikan dengan hanya sesi briefing keberangkatan. Dalam sesi ini, peserta diberikan gambaran mengenai lokasi kegiatan dan rencana keberangkatan menuju lokasi acara. Selain itu, peserta pun diberikan sedikit pengetahuan mengenai tata cara berkendara aman dalam rombongan.
Karena malam itu membeludak dengan motor masing-masing, peserta dibagi menjadi beberapa rombongan atau kelompok kecil keberangkatan, dengan tujuan agar memudahkan koordinasi selama perjalanan dan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Satu kelompok ini terdiri atas 10 motor, termasuk pemimpin grup (SO) dan sweeper.

Tepat pukul 02.00 WIB, mengambil start dari lantai semi-basement Graha MIK, satu per satu kelompok dibarangkatkan. Petugas yang telah ditunjuk mulai menjalankan tugasnya. Keheningan malam di rute Kuningan-Mampang pun terpecah dengan deruman suara motor peserta SOS.

Tak sampai 30 menit, rombongan tiba di lokasi acara. Rombongan pun diarahkan untuk memarkir motor masing-masing di depan panti asuhan yang notabene memasuki gang kecil. Sementara itu, mobil-mobil yang membawa logistik SOS hanya bisa parkir di mulut gang.
Setelah memarkirkan kendaraan masing-masing, peserta SOS memasuki aula. Di sana telah mananti sekitar 55 anak yatim piatu yang akan diajak sahur bersama. Tampak raut ceria dan polos terpancar dari wajah mereka.

Inilah saatnya untuk berbagi. Dalam sambutannya, Ary Kurniawan selaku ketua panitia berharap kegiatan ini bukan yang terakhir dilaksanakan oleh MIK, dan khususnya KOMMIK. “Mudah-mudahan tahun depan kita bisa melaksanakan kegiatan seperti ini lagi, baik di tempat ini maupun di tempat lain yang sangat membutuhkan,” tutur Ary.
Acara ini disambut baik oleh pengelola panti asuhan. H.Firdaus selaku ketua yayasan mengucapkan banyak terima kasih karena telah berbagi dengan yatim piatu binaannya. Dalam sambutannya, bapak yang selama 10 tahun memimpin panti asuhan ini berharap semoga segala amal baik yang diberikan oleh karyawan dan pimpinan MIK dibalas oleh Allah SWT.
Diwakili oleh Head of Production MIK, Suluh Tripambudi Rahardjo, sumbangan dana yang terkumpul dari karyawan dan pimpinan PT MIK diserahkan kepada pengelola panti asuhan. Sementara itu, pakaian layak pakai diserahkan secara simbolis oleh ketua penyelenggara acara SOS, Eko Setiawan.

Tak terasa, saat itu jam menunjukkan pukul 03.15. Saatnya untuk makan sahur. Satu per satu nasi bungkus yang dibawa dari kantor, diserahkan kepada para yatim piatu dan peserta SOS. Tampak suasana kekeluargaan saat itu. Peserta SOS dan para yatim piatu berbaur dalam satu tempat untuk makan bersama. Sungguh nikmat makan sahur saat itu.

Tak lama setelah acara sahur bersama dan sedikit istirahat, gema adzan shubuh berkumandang. Namun, karena saat itu tidak memungkinkan untuk menunaikan ibadah sholat shubuh berjamaah di mushala, pelaksanaan sholat subuh ini dialihkan ke aula tempat pertemuan dan sahur tadi. Setelah sholat shubuh yang dipimpin oleh imam yang masih belia ini, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan pembagian sumbangan kepada para yatim piatu. Memang, sumbangan yang diberikan kepada masing-masing anak ini jauh dari kata besar. Namun, sekecil apa pun yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan, semoga menjadi pahala bagi kita semua…amin…

Suasana haru dan kesan mendalam begitu terasa saat harus berpamitan pulang. Satu per satu yatim piatu menyalami para peserta SOS. Sungguh momen yang tak akan terlupakan. Setelah berfoto bersama, para peserta SOS bergegas menuju kendaraannnya masing-masing karena saat itu menunjukkan hampir pukul 05.00. Kali ini peserta langsung menuju rumah masing-masing.

Semoga segala amal baik yang telah kita perbuat dibalas oleh Allah SWT. Amien…
Ayo…ditunggu partisipasi Anda dalam acara-acara KOMMIK lainnya. Next time…kita jalan-jalan ke Anyer, yuk!. (willy)

Ayam Unik: Berkaki 4 dan Beranus 2


Ada hewan langka di Kp Pasar Ahad, Desa Gunung Picung, Kec Pamijahan, Bogor. Seorang peternak ayam, Uus Yusuf Hermawan, memiliki ayam unik berkaki empat dan beranus dua. Usia ayam tersebut saat ini sekitar 1 bulan dengan berat kurang lebih 0.8 ons.Awalnya, Uus mengetahui ayam unik tersebut sejak pengiriman DOC satu bulan yang lalu. Mengetahui ada yang aneh dengan ayam ini, peternak lulusan S-1 Hukum ini segera memisahkan dari ayam-ayam lain dan memasukkannya ke tempat khusus yang lebih steril. Setelah diamati, selain memiliki kaki empat, ayam ini juga terjadi mempunyai dua anus.
Hingga kini, dengan seksama Uus merawat ayam ini. Ketika ditanya mengenai perawatannya, bapak dari tiga anak ini mengatakan bahwa dalam masalah perawatan, tidak ada beda dengan ayam-ayam lainnya. “Saya tetap memberikan makanan yang biasa dimakan ayam lain di peternakan ini,” katanya. Uus juga mengaku tidak memberikan perlakuan khusus untuk ayam unik ini selain memberi tempat yang nyaman dan bersih agar kesehatanya bisa terkontrol.
Uus mengaku sengaja tidak mengekspos adanya ayam langka ini kepada masyarakat umum, kecuali kolega dan keluarga dekat. “Ini adalah koleksi pribadi. Saya tidak perlu mengeksposnya kepada masyarakat. Biar mereka tahu sendiri,” tuturnya.
Uus sendiri sudah beternak ayam selama lebih dari 10 tahun. Dalam satu musim, pria berusia 35 tahun ini mengaku memanem sekitar 30.000 ekor ayam. Namun, dia mengaku baru kali ini menemukan ayam yang langka dan unik di kandangnya. “Ini baru kali pertama di daerah sini. Saya juga belum pernah dengar ada di daerah lain”, katanya.
Meski belum begitu diketahui khalayak umum, kata Uus, pernah beberapa kali kolega dan kelurga dekatnya menawar ayam langka ini. Tapi, sampai saat ini, Uus belum berani melepasnya karena belum menemukan harga yang pas. Namun, lanjutnya, jika ada kolektor yang berniat membayar ayam unik ini lebih tinggi, dia akan rela melepasnya. Saat ditanya berapa kisaran harga yang diminta, dia belum berani buka mulut. “Masalah harga, bisa dibicarakan kemudian. Ya, harga nego, lah,” pungkasnya.Ada yang berminat? (willy)

HTML Jaktim Berbagi Ta’jil dengan Sesama Pengguna Jalan Raya

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah pahala di bulan Ramadhan. Salah satunya dengan memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Ya, pada momen yang penuh yang berkah ini, HTML Jakarta Timur mengadakan acara bagi-bagi ta’jil bagi pengguna jalan raya di perempatan Kalimalang, Jakarta Timur.
Acara yang berlangsung pada 26 September ini merupakan salah satu rangkaian dari Gebyar Aksi Ramadhan HTML Jaktim. Beberapa hari sebelumnya, telah dilaksanakan pula acara buka puasa, pembagian santunan untuk yatim piatu, plus sahur bersama di rumah salah satu member HTML Jaktim.
Said Brewox selaku PIC pembagian ta’jil ini mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud solidaritas HTML, khususnya Jakarta Timur, terhadap orang-orang berpuasa yang ketika saatnya berbuka masih ada dalam perjalanan.
Lokasi pembagian ta’jil ini tidak jauh dari tempat kopdar HTML Jakarta Timur, yakni di perempatan Pangkalan Jati-Kalimalang. “Kami sengaja mengambil lokasi di sini karena dekat dengan tempat kopdar HTML Jaktim di McD Kalimalang”, ungkap Said.
Selain untuk memudahkan koordinasi, lanjut Said, pemilihan tempat ini juga supaya para member HTML Jaktim bisa langsung mengadakan kopi darat (kopdar) selepas pembagian ta’jil sehingga tidak banyak memakan waktu.
Dalam pembagian paket ta’jil ini, diselipkan juga pesan kampanye safety riding. “Semoga dengan pesan tersebut, pengendara sepeda motor khususnya, bisa memahami pentingnya arti safety riding”, kata Adi, sukarelawan HTML pembagi ta’jil yang sedang bertugas di jalan.
Selain HTML Jaktim, dalam acara ini ikut berpartisipasi pula perwakilan dari Denyut RC. Kedatangan klub tiger yang setiap malam minggu kopdar di bilangan Monas ini merupakan bentuk partisipasi Denyut RC dalam kegiatan sosial yang diadakan klub atau komunitas motor lain.
Makanan untuk ta’jil ini memang alakadarnya. Namun, karena banyaknya pengendara yang melintasi perempatan Pangkalan Jati saat itu, paket ta’jil yang disediakan panitia ludes dalam waktu singkat. “Jangan lihat dari banyak atau sedikitnya, yang penting niat kita untuk memberi,” tutur Ake, boncegers wanita yang ikut membagi-bagikan paket ta’jil.
Yups, bener tuh apa yang dikatakan sister yang satu ini! (willy/1207)

26 Sep 2007

Buka Puasa dan Sahur Bersama HTML Jaktim

Sabtu, 22 September 2007, bisa jadi merupakan hari istimewa bagi Mas Muji dan HTML Jakarta Timur. Sore itu, Mas Muji dan keluarga mengadakan acara buka puasa bersama di kediamannya di daerah Cipinang. Pada kesempatan Ramadhan kali ini, tuan rumah mengundang rekan-rekan HTML untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Acara saat itu terasa lebih istimewa lagi karena dihadiri rekan-rekan HTML Jakarta Selatan dan Pulsarian.
Sejak pukul 16.00, satu per satu rombongan HTML berdatangan. Namun, ada pula yang datang sendiri-sendiri. Selain itu, ada pula member HTML yang datang lebih awal untuk sekadar bantu-bantu mengurusi tempat dan keperluan lainnya di lokasi acara. Sore itu, saat member HTML belum komplet datang, sat per satu yatim piatu dari sekitar lokasi rumah berdatangan, baik datang sendiri maupun diantar orangtuanya. Ya, acara buka puasa ini disertai pula penyerahan sumbangan bagi yatim piatu.
Sekitar pukul 05.15, rombongan besar HTML Jaksel sudah merapat di rumah tuan rumah. Lokasi rumah yang agak masuk ke lorong-lorong perumahan, membuat sedikit sungkan para member HTML karena takut mengganggu ketenangan karena suara knalpot Tiger, sehingga ada yang dengan kesadaran sendiri rela mendorong motor kesayangannya menuju tempat parikir yang telah disediakan.
Acara diawali dengan tausiyah dari ustadz setempat. Dalam cermahnya, Pak Ustadz mengatakan bahwa ternyata dengan berkumpulnya banyak motor, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan, salah satunya buka puasa dan santunan untuk anak yatim ini.
Selanjutnya, sebelum azdan magrib berkumandang, satu per satu yatim piatu yang diundang, dipanggil untuk menerima sebuah amplop yang berisi sumbangan dari Mas Muji dan keluarga. Raut bahagia terpancar dari wajah bocah-bocah yatim piatu ketika menerima amplop yang langsung diberikan oleh ibu Muji ini. Sungguh mulia hati keluarga ini. Kami doakan semoga rizki yang diberikan terus lancar dan bertambah banyak.
Kumandang azan dari mesjid pun terdengar. Ini tanda bahwa sudah saatnya berbuka puasa setelah seharian menahan lapar. Baik rekan HTML maupun para yatim piatu pun segera menyantap aneka makanan yang tersaji. Sungguh kenikmatan tersendiri dapat berbuka puasa dan berbagi kebahagiaan bersama para yatim piatu.
Setelah menyantap hidangan pembuka, rekan HTML segera menuju mesjid uintuk menunaikan ibada sholat magrib. Afdol sudah ibadah hari itu. Sekarang tinggal mungurusi masalah perut.
Tapi, eits…tunggu dulu, sebelum makan, panitia membuat sebuah kejutan untuk Mas Muji. Tak dinyana dan tak disangka, ternyata hari itu merupakan hari ulang tahun Mas Muji. Sebuah cake coklat yang penuh dengan lilin dibawa ke depan hadirin. Hadirin pun diminta merapat untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sungguh momen yang istimewa bagi keluarga Mas Muji. Di hari kelahirannnya ini, Mas Muji pada khususnya bisa berbagi kebahagiaan dengan para yatim piatu dengan membagi-bagikan sumbangan. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Setelah puas mengisi perut dan ngobrol, selain kelompok yatim piatu, rombongan Jakarta Selatan pun pamit undur diri mengingat waktu sudah mununjukkan pukul 19.30. Maklum jarak antara Cipinang dan Jakarta Selatan cukup jauh. Kini, hanya Jaktim yang masih stay di kediaman Mas Muji. Tapi, lama kelamaan satu per satu pamit undur diri dengan berbagai alasan.
Saat itu pula, tercetus rencana untuk mengadakan sahur bersama di rumah tuan rumah. Maklum, rencana awalnya memang akan ada sahur on the road yang berlokasi di Jalan Paus. Namun, karena berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk sahur bersama di rumah Mas Muji. Mungkin, ini jadi sejarah tersendiri bagi HTML Jakarta Timur. Buka dan sahur bersama di tempat yang sama.
Setelah pamit, meluncurlah rombongan Jalan Paus untuk sekadar mengisi waktu sambil menunggu waktu sahur. Setibanya di Paus, diterima kabar bahwa ketika acara buka puasa tadi, rombongan Denyut RC menyambangi tempat tongkrongan Paus untuk sowan. Namun, karena saat itu di Paus tidak ada orang, mereka kembali lagi ke tempat kopdarnya di bilangan Monas.
Untuk menghindari anggapan kurang baik yang mungkin muncul dari mereka, maka HTML Jaktim membalas kunjungan Denyut RC malam itu juga. Sekalian memohon maaf atas miskomunikasi yang terjadi ketika kedatangan Denyt RC ke Jalan Paus. Sebelum berangkat ke Monas, rombongan Jakarta Barat pimpinan Aji cs datang untuk meramaikan Paus malam itu. Tanpa sungkan meskipun rombongan ini baru datang, HTML Jaktim pun mengajak HTML Jakbar untuk berangkat bersama menuju tempat kopdar Denyut RC di Monas. Setelah disetujui, rombongan pun diberangkatkan.
Mungkin karena saat itu malam minggu, banyak sekali ditemui rekan biker di jalan sepanjang perjalanan menuju Monas. Bahkan, rombongan pun sempat bertemu rombongan tiger dari salah satu klub di Jakarta.
Sesampainya di Monas, rombongan langsung disambut hangat teman-teman Denyut RC. Setelah bersalaman khas ala biker, tuan rumah dan Jaktim+Jakbar berkumpul untuk menyampaikan maksud kedatangan ke tempat kopdar Denyut RC itu.
Malam itu suasana semakin ramai dengan kedatangan rombongan tiger dari banten, Combat. Suasana kekeluargaan pun tampak menyapa malam itu.
Kurang lebih setengah jam kemudian, rombongan Jaktim pamit undur diri karena sudah mendekati waktu sahur dan harus kembali ke Puas untuk selanjutnya sahur di rumah Mas Muji. Rombongan pun diberangkatkan dalam satu kloter.
Tapi, sesampainya di Paus, ternyata jam masih menujukkan pukul 02.00 WIB. Karena masih ada waktu menuju sahur, acara nongkrong malam pun dilanjutkan. Pukul 02.30 rombongan mulai berngkat menuju rumah Mas Muji. Selang beberapa puluh menit selanjutnya, rombongan kedua diberangkatkan.
Setelah semua terkumpul, rombongan rehat sejenak untuk sekadar menghilangkan cape sambil menunggu santapan sahur keluar dari dapur. Dan, akhirnya, tak lama setelah itu, makanan sahur tersaji di meja. Tanpa basa-badi namun atas seizing tuan rumah, rombongan langsung menyantap hidangan yang disediakan. Tak lupa, tuan rumah juga mengudang tetangga rumah untuk ikut serta makan sahur bersama. Sungguh sahur yang indah.
Menjelang imsak, rombongan pamit undur diri menuju rumah masing-masing. Terima kasih untuk Mas Muji dan keluarga atas undangannya.

25 Sep 2007

Asyiknya Nongkrong Sambil Makan Serabi dan Cuci Mata di Jalan Paus

Serabi cirebon, itulah sajian utama tempat ini. Tempat ini hanya lokasi jajanan biasa di bilangan Jalan Paus, Rawamangun. Namun, tiap malamnya, tempat ini selalu ramai karena berada di lokasi yang cukup strategis dan ramai. Selain menyediakan serabi yang beraneka rasa dan makanan pendukung lainnya, ternyata lokasi ini jadi tempat yang asyik untuk kongkow-kongkow sambil melepas malam. Tempat ini semakin ramai dikunjungi terlebih setelah beberapa member HTML Jakarta Timur yang berdomisili di Rawamangun dsk menjadikannya sebagai tempat nongkrong untuk mengisi perut sepulang kerja.

Bagi Anda yang melewati Jalan Paus ini, jangan kaget setiap malam selalu ada saja puluhan tiger berjajar rapi di pinggir jalan. Selain jenis motor Tiger yang tergabung dalam HTML, ada juga beberapa pengendara Bajaj Pulsar yang tergabung dalam Pulsarian ikut nongkrong di sini. Apalagi, di malam minggu, tempat ini menjadi tongkrongan “wajib” bagi mereka yang ingin hang out bersama pacar atau keluarga sekalipun. Jadi, jangan heran, selain kumpulan si pengendara tiger, di sini juga jadi tempat berkumpul para anggota keluarga dari pengendara tiger yang sering nongkrong di sana. Ketika si biker asyik ngobrol masalah tunggangannya, boncengers bisa gabung dengan “sesamanya”. Obrolan atau gosipan ibu-ibu dan teriakan atau tangisan anak kecil menambah hangat suasana.

Satu lagi, kegiatan di sana ternyata tidak nongkrong-nongkrong, loh. Buktinya, untuk menjalin keakraban, ada arisan bulanan yang jadi agenda utama. Arisan ini terbuka bagi siapa saja dan tidak terbatas untuk member HTML yang ada di sana serta melibatkan keluarga besar si member HTML. Untuk menambah ramai suasana, pengocokan arisan ini selalu dilakukan di Serabi Cirebon ini. Seperti lumrahnya arisan untuk kaum ibu-ibu, setiap kali pengocokan arisan ini juga selalu ada acara makan-makan. Di mana ada arisan, di situ ada makanan. Ya, karena lokasinya di serabi cirebon, maka santapannya pun tak jauh dari menu yang ada di tempat ini.

Oh, ya, di tempat ini disajikan aneka santapan khas daerah, khususnya Cirebon, misalnya aneka macam serabi, teh poci, kopi penganten, sate pisang, tempe mendoan, dan lain-lain. Makan satu porsi serabi dan ditemani teh poci, dijamin kenyang dan ingin membungkus untuk dibawa ke rumah. Tapi, ketika ingin mencoba menu lain, Anda bisa memilih aneka makanan yang disajikan di sebelah kanan dan kiri sepanjang Jalan Paus. Selain itu, jika sedang malas jalan, Anda bisa memesan makanan dari luar dan bisa dimakan di serabi cirebon. Banyak sekali pilihannya. Di sebelah kanan, ada ayam panggang, nasi goreng, pecel lele, dll. Sedangkan di seberang jalan ada mie bakso kocok bandung, steak Takreb, nasi padang, dan aneka jajanan donat. Sementara di sebelah kiri, ada aneka seafood, sate ayam dan kambing, dll, dan masih banyak tempat makan lainnya di sepanjang Jalan Paus, termasuk bubur ayam dan nasi goreng cirebon yang sudah terkenal itu. Pokoknya, di sinilah surga wisata kuliner di daerah Jakarta Timur. Selain itu, jika butuh entertainment, Anda juga bisa browsing, main game online, atau chatting di warnet yang ada di samping kiri serabi cirebon.

Bagi yang ingin sekalian cuci mata, di sini juga tempat yang cocok untuk menyegarkan kembali mata Anda. Betapa tidak, karena lokasinya strategis dan menjadi jalur pusat jajanan dan makanan, banyak berseliweran cewek-cewek cantik di lokasi ini. Selain itu, Anda juga bisa iseng-iseng ngelabain SPG Arion Plaza yang baru pulang kerja…ckckckckc….. *sssttt…asal jangan ketahuan pacar atau istri di rumah aja, yak…..

Oke, kami tunggu kedatangan Anda…

11 Sep 2007

Touring Kondangan ke Tasikmalaya



Fenomena angka 7/7/07 atau 7-7-7 dijadikan alasan bagi para `calon mempelai` di seluruh dunia untuk menikah di tanggal itu. Konon, kabarnya hari itu adalah hari yang dianggap baik untuk mengikat janji sehidup semati.Hal ini juga berlaku bagi rekan HTML yang bernomor stiker 1000, Bro Sani, yang melangsungkan pernikahan satu hari setelah momen 7-7-7, tepatnya 8-7-7. Karena lokasi resepsi pernikahannya berada di luar kota Jakarta, tepatnya di Tasikmalaya, jauh-jauh hari panitia sudah membuka pendaftaran bagi rekan HTML yang bersedia berbagi kebahagiaan dengan Bro Sani di acara pernikahan tersebut. Sampai batas akhir pendaftaran, tak kurang dari 30 member HMTL JT beserta keluarga dipastikan berpartisipasi dalam acara ini. Karena berbagai pertimbangan, pemberangkatan menuju Tasikmalaya ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni kelompok motor dan kelompok mobiler. Kelompok motor diberangkatkan pada Jumat malam dan Sabtu pagi, sementara kelompok mobiler diberangkatkan Sabtu pagi dan Sabtu malam.

Jumat (6/7) malam, rombongan berkumpul di Mekdi Kalimalang. Mulai pukul 20.00 WIB, satu per satu peserta touring kondangan ke Tasikmalaya ini mulai berdatangan. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, pukul 22.00 WIB, peserta yang terdaftar belum semua datang. Akhirnya, setelah briefing dan persiapan akhir, rombongan baru bisa berangkat sekitar pukul 22.30. Rencananya, keberangkatan ke Kota Tasikmalaya pada Jumat malam itu akan dibagi menjadi dua kloter. Namun, karena ada peserta yang membatalkan keberangkatan pada malam itu dan tidak memenuhi kuota tiap kloter, rombongan diberangkatkan menjadi satu kloter yang berjumlah 12 motor, termasuk satu boncengers. Kali ini, yang ditunjuk menjadi SO adalah Bro Boy, dengan SW Bro Iwan/Lutfi.

Rombongan diberangkatkan oleh tim penggembira, yaitu member yang tidak ikut serta dan member yang akan berangkat Sabtu pagi atau malam. Dari Kalimalang, Pangkalan Jati, rombongan mengambil jalur alternatif ke arah Ujung Aspal, Pondok Gede, yang langsung tembus ke Jalan Raya Transyogi, Cibubur, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Jonggol, Cianjur, Bandung, Malangbong, Garut, dan Tasik. Namun, di daerah Cileungsi, rombongan langsung disambut hujan yang tidak merata. Berdasarkan pengalaman, kondisi hujan seperti ini tidak bisa diterka. Jadi, rombongan diinstruksikan untuk mengenakan setelah jas hujan meski saat itu hujan mulai reda. Benar saja, ketika rombongan berangkat lagi, hujan kembali datang. Untung rombongan sudah menggunakan setelah jas hujan. Jadi, meski hujan, perjalanan tetap dilanjutkan karena perjalanan menuju tasik belum seberapanya. Kecepatan pun hanya kira-kira 40 kpj, sebuah kecepatan yang normal dalam kondisi hujan. Tiba di daerah Cariu, langit mulai cerah. Rombongan pun berhenti di depan Mesjid Agung Cariu sekadar untuk melepas setelan jas hujan dan sedikit rehat. Setelah kurang lebih 20 menit rehat dan mengelap lampu motor, dan tak lupa foto-foto, rombongan pun diberangkatkan. Meski harus tetap waspada karena banyak lubang di sepanjang jalan yang bisa mengancam velg motor, perjalanan dilalui dengan cukup mulus karena jalanan sepi. Namun, butuh konsentrasi dan kesigapan untuk melalui jalur Jonggol ini. Buktinya, bro Marfin sempat harus mengelus dada karena menghantam lubang sehingga harus berhenti mendadak dan membuat motor di belakangnya kocar-kacir menghindari supaya tidak terjadi tubrukan. Selanjutnya, perjalanan kembali normal dan tidak ada trouble sedikit pun sampai akhirnya keluar di Jalan Raya Cianjur-Bandung (Ciranjang).

Selepas Ciranjang, rombongan memutuskan untuk istirahat di sebuah restoran di daerah Raja Mandala. Kali ini istirahat cukup lama karena perut sudah terasa kosong setelah melewati jalur Jonggol yang bisa dikatakan berat.Etape pertama pun berhasil dilalui. Kini saatnya melaju pesat ke daerah Bandung sampai Tasik. Kondisi jalan yang relatif sepi membuat rombongan memacu kecepatan motor, apalagi di daerah sebelum Padalarang yang notabene tanjakan berkelok-kelok. Dari belakang, terlihat barisan motor Tiger rapi dan indah melahap tikungan-tikungan.

Memasuki Cimahi, perjalanan mulai membosankan karena melewati jalur kota dan lurus-lurus saja. Tak pelak, rombongan pun memacu kecepatan motor untuk menghindari kantuk. Namun, ketika enak-enaknya memacu motor di trek lurus, tiba-tiba SO yang belum hafal benar jalan Kota Bandung, membelokkan motornya dengan mendadak karena hampir salah jalan. Rombongan pun kaget karena harus bermanuver membelokkan motor ke kanan, sementara jalanan lurus dan kecepatan hampir 80 kpj. Satu- dua motor di depan berhasil mengikuti SO, namun motor di belakang harus kebablasan ke arah Bandung Kota karena menghindari tabrakan belakang, seperti di balap motoGP yang kebablasan tidak sempat belok untuk menghindari tabrakan. Selanjutnya, rombongan melahap trek lurus lagi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Kondisi jalanan yang lengang membuat rombongan memacu kecepatan dengan lumayan. Selepas Kota Bandung, jalanan mulus daerah Cibiru menghantarkan perjalanan sampai tol Cileunyi.

Memasuki daerah Rancaekek, bro Iwan meminta untuk berhenti karena mengantuk. SO pun akhirnya memberhentikan rombongan di sebuah SPBU yang di sebelahnya terdapat teras warung yang bisa digunakan untuk merebahkan badan. Saat itu pukul 02.30 dini hari. Kejadian lucu terjadi di sini. Maksud hati SO berhenti di depan toko yang lantainya bersih untuk tidur, tapi bro Iwan malah tidur dengan pulas di atas motor sambil mendekap helm kesayangannya. Teman-teman di rombongan pun bermaksud membangunkan bro Iwan agar pindah ke lantai. Namun, tidak tahu karena mengigau atau bukan, sambil merem melek dia malah berkata: Kita emangnya mau ke mana, sih? , Gubraakkk .. Padahal, dia sendiri adalah PIC acara touring kondangan ini. Emang ngantuk mengalahkan segalanya. Sembari istirahat menghilangkan kantuk, ada beberapa motor kembali mengisi bensin full tank, karena rencananya rombongan tidak berhenti lagi sampai ke Tasik.

Setelah istirahat kurang lebih satu jam, perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalur menantang Nagreg-Malangbong- Tasik. Dikatakan menantang karena akan menghadapi tanjakan, turunan, dan belokan yang lumayan curam. Selain itu, rombongan juga harus berpacu dengan bus-bus malam yang melewati jalur itu setiap saat.
Memasuki perbatasan Garut-Tasik di turunan kelok-kelok, sebagian rombongan sudah terlihat mengantuk berat. Ada beberapa motor yang sampai harus kebablasan memasuki jalur lawan. Untung saat itu jalanan relatif sepi dari arah Tasik. Namun, sweeper harus ketinggalan jauh karena menepi tanpa memberi tahu rombongan karena mengantuk. Ketika memasuki Ciawi, rombongan diberi tahu sopir mobil bak terbuka bahwa ada 2 motor tertinggal di belakang. Rombongan pun berhenti sejenak sambil menunggu sweeper yang berhenti karena mengantuk itu.

Memasuki Indihiang, rombongan dijemput tuan rumah (sang calon pengantin, Bro Sani). Karena hotel yang sudah di-booking bisa digunakan pukul 07.00, rombongan pun langsung diarahkan ke rumah calon pengantin di bilangan Jalan Siliwangi (dekat Unsil). Rombongan tiba di rumah tuan rumah pukul 05.45. Dengan sigap, tuan rumah langsung menyediakan teh manis panas plus bubur ayam. Nikmat sekali karena memang saat itu perut sudah kosong lagi.
* * *

Setelah break satu jam, rombongan diantar ke hotel tempat menginap, tepatnya di Hotel Mangkubumi. Akhirnya, rombongan sampai juga di hotel. Setelah melepas boks dan sidebag/box motor masing-masing, rombongan langsung memasuki kamar masing-masing. Dasar gila, sesampainya di kamar bukannya malah tidur, tapi malah ngerumpi sambil ngudud dan main ayunan di depan kolam renang. Namun, ada juga sih yang langsung tepar, bahkan ada yang sempat nyuci sepatu dan jas hujan lho.siapa, ya?

Kali ini, kantuk tidak bisa dikompromikan lagi. Memasuki kamar-kamar, hanya terlihat orang sedang tidur lelap tak berdaya dan satu-dua disertai ngorok. yang membuat bising seantero kamar.

Pukul 12.00, sebagian rombongan terbangun dengan sendirinya karena panggilan perut. Ada yang tetap di kamar karena belum bangun, namun sebagian besar jalan keluar hotel mencari rumah makan. Segar, akhirnya perut terisi kembali. Sepulang ke kamar, sebagian ada yang masih mau balas dendam tidur, ada yang ngobrol, bahkan ada pula yang siap-siap melanjutkan perjalanan ke Ciamis meski tidak jadi karena hujan lebat.
Hari itu cuaca sedang tak tentu. Sebentar panas, sebentar hujan. Saat itu pula, rombongan menerima kabar bahwa salah satu rekan yang masih dalam perjalanan, yaitu Bro Adith, kecelakaan di daerah Jonggol. Sontak, kabar tersebut membuat rombongan yang sudah tiba terlebih dahulu merasa khawatir. Informasi up-date terus diperoleh via SMS atau telepon. Kabar terakhir menginformasikan bahwa Bro Adith beserta motornya sudah dibawa ke rumahnya di Bandung dan rombongan bisa melanjutkan perjalanan sampai Tasik.

Sekitar pukul 14.00, rombongan mobiler yang berangkat Sabtu pagi memasuki Tasik. Boy, Iwan, dan Willy pun segera meluncur ke daerah Rajapolah, tempat berjanji bertemu. Sesampainya di Rajapolah, ternyata rombongan mobiler sedang shopping aneka kerajinan tangan khas Tasikmalaya. Maklum ibu-ibu, belanjanya membutuhkan waktu yang lama. Tim penjemput pun mulai gusar karena belanjanya tidak henti-henti. Setelah puas berbelanja, rombongan mobiler diantar sampai hotel. Hujan kembali datang dan membasahi daerah Hotel Mangkubumi, padahal cuaca di daerah Rajapolah terbilang panas.

Pukul 17.30, rombongan motor yang berangkat Sabtu pagi menginformasikan bahwa mereka sudah sampai di daerah Rajapolah dan meminta dijemput karena tidak tahu posisi penginapan. Boy, Iwan, Willy, Lutfi, dan Jerry pun segera meluncur menuju tempat yang sudah dijanjikan. Kali ini tanpa ada acara shopping dulu, rombongan langsung diarahkan menuju hotel. Komplet semua sudah datang, tinggal menunggu Bro Abe yang rencananya berangkat solotouring dari Jakarta pada Sabtu malam. Sementara rombongan kedua baru istirahat dan setelah semua komplet, rombongan ditunggu di rumah tuan rumah untuk makan malam. Rombongan pun segera berangkat dengan full team karena acara kali ini makan-makan. Biasalah, semuanya jadi responsif kalau mendengar kata makan. Selain makan-makan, acara juga dilanjutkan dengan acara lepas bujang (xixixixi... ). Bahkan, lebih dari itu, sampai ada sambutan dari ketua RT juga, lho.

Sekitar pukul 22.00, acara makan-makan dan sambutan tuan rumah sudah selesai. Rombongan pun dibagi dua. Satu langsung menuju penginapan, dan satu ikut acara sowan ke TTFC. Yang ikut ke TTFC tidak lebih dari delapan motor. Sesampainya di tempat nongkrongnya di seputaran alun-alun, rombongan langsung disambut hangat rekan-rekan TTFC. Ada yang ikut nimbrung, ada pula yang cuek saja. Tapi, rombongan tetap disambut hangat. Tidak lebih dari satu jam, rombongan berpamitan pulang kepada teman-teman TTFC karena paginya harus siap-siap mengawal pengantin sampai ke perbatasan Garut. Setiba di hotel, terlihat sudah sepi tapi ramai oleh suara orang sedang ngorok, pertanda rombongan sudah tertidur lelap, terlebih rombongan yang baru datang pada sore harinya.

* * * *

Pukul 05.00, bro Iwan sudah mulai menggedor-gedor kamar untuk membangunkan. Ada yang langsung bangun terus mandi, ada pula yang tampak bermalas-malasan. Namun, memang karena niat mulia menghadiri pernikahan Bro Sani, akhirnya tepat pukul 06.30, pasukan sudah siap dengan motornya setelah sebelumnya sarapan pagi di restoran hotel. Karena lokasi pernikahan satu jalur dengan posisi hotel, sebagian besar rombongan menunggu kedatangan rombongan pengantin di depan hotel, untuk selanjutnya bergabung menjadi satu kelompok. Hanya segelintir orang yang mengantar langsung dari depan rumah calon pengantin laki-laki. Sambil menunggu rombongan pengantin melewati depan hotel, tampak barisan puluhan Tiger berjajar rapi seolah bersiap menghadapi perang. Puluhan pandang mata sepanjang jalan tertuju kepada rombongan pengantin ini. Bagaimana tidak, kali ini rombongan pengantin dikawal puluhan motor Tiger, dari Jakarta lagi! Mata siapa yang tidak berpaling ketika mendengar gemuruh suara Tiger melewati kampungnya.. .. ini sebuah momen langka (bagi mereka).

Setibanya di lokasi acara, rombongan langsung diarahkan untuk memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan. Saat itu mulai terlihat ramai, karena setelah membuka jaket masing-masing, seragam susu bendera merah-hitam tampak menghiasi suasana pagi yang cukup dingin itu. Bahkan, tampak ada beberapa orang yang sudah mengenakan seragam kebesaran ini dari hotel, padahal perjalanan lumayan jauh dan cuaca dingin. Lucunya, yang kepalang memakai seragam kebesaran dari hotel itu, mengira lokasi tempat pernikahan dekat dari hotel. Mereka berpikir buat apa memakai jaket kalau memang lokasinya dekat. Senjata makan tuan. Ternyata perjalanan cukup jauh dan harus menembus dinginnya pagi hari di perbatasan Tasik-Garut.
Sementara keluarga pengantin siap-siap di rumah yang telah disediakan untuk berdandan, seperti biasa sebelum acara dimulai, penyakit rombongan ini mulai kumat, yaitu gila/banci foto. Sampai-sampai, ada beberapa orang yang niat banget berfoto ria di atas kolam ikan dan sawah. Dasar orang Ngkota....!! !

Sang pengantin pun siap menuju pelaminan. Tim fotografer amatir dari HTML tak luput mengabadikan momen istimewa ini, terlebih ketika sang pengantin pria yang notabene seorang biker, memakai sepatu warna pink. Itu pun tak luput dari incaran dari parazi yang kurang kerjaan. Acara pun dimulai dengan diawali penyambutan khas daerah Priangan Timur. Setelah itu, acara sambutan-sambutan tidak berhenti sampai acara akad. Sebagian rombongan kembali ke tempat istirahat sambil menunggu sambutan selesai, yang intinya ingin cepat-cepat menyerbu makanan.

Sesi makan-makan akhirnya datang juga. Rombongan yang sedang tidur di tempat istirahat pun langsung terperanjat ketika mendengar kata makan. Akhirnya, makan juga. Sambil ditemani lagu-lagu kasidah, rombongan mulai melahap makanan yang telah disediakan. Selesai makan, rombongan kembali mendiskusikan kepulangan ke Jakarta. Saat itu, diputuskan bahwa rombongan tidak akan sampai acara selesai, seperti yang telah direncanakan sebelumnya, mengingat hari Senin-nya banyak yang harus masuk kerja. Kali ini sesi foto-foto dengan pengantin. Karena pelaminan sangat kecil dan tidak bisa menampung anak-anak Mekdi, akhirnya pengantin diculik keluar untuk foto bersama di pinggir jalan raya dengan view pesawahan. Tak pelak, acara foto-foto itu menyedot perhatian orang-orang yang ada di sekitar situ, terlebih para penumpang mobil/bus yang melewati jalur itu. Maklum, tempat resepsinya tepat di depan jalan raya Tasik-Garut.

Setelah sesi foto-foto dan berpamitan, rombongan kembali ke motor masing-masing untuk mempersiapkan kepulangan ke Jakarta. Rombongan kali ini digabung menjadi satu kloter, mengingat jalanan relatif sepi dan tidak ada satu pun yang tahu jalur Kota Garut. Rencananya, selepas Garut, rombongan akan dibagi menjadi beberapa kloter. Sebelum berangkat, ada salah seorang peserta, Bro Willy, minta izin berangkat terlebih dahulu karena mau mencari tukang tambal karena ban belakangnya kurang angin. Selang beberapa puluh menit, rombongan mulai meninggalkan lokasi acara pernikahan. Tampak dari kejauhan, Bro Willy sudah ada di tukang tambal ban. Dari kejauhan pula, dia coba menghentikan rombongan karena ada trouble dengan pentil ban belakangnya yang ternyata ngegembos dan rusak. Rombongan pun berhenti untuk memastikan trouble yang sedang terjadi. Sambil menunggu membongkar ban dan mengganti pentil, sebagian peserta tampak mengecek kondisi kendaraan sebelum memulai lagi perjalanan jauh menuju Jakarta. Ada yang menambah angin, ada membetulkan klakson stebelnya, bahkan ada pula yang ikut-ikut menambal ban karena tidak tahunya ada paku menancap di ban motornya.

Setelah kurang lebih 20 menit menunggu, rombongan pun akhirnya diberangkatkan kembali. Kali ini, Bro Yonas bertindak sebagai SO. Masih di jalur yang sama, untuk memastikan bensin sudah terisi, SO mengarahkan rombongan untuk mengisi bensin di SPBU yang menyediakan premium sekaligus pertamax. Perjalanan pun dilanjutkan kembali dengan melewati jalanan mulus, sepi, dan berkelok-kelok sehingga menambah asyik perjalanan. Pemandangan sepanjang jalan pun sungguh menyegarkan. Semua tampak menikmati jalur ini. Bagaimana tidak, selain ditemani alam pegunungan dan sungai yang mengalir dengan derasnya, di jalur ini juga terdapat perkebunan teh yang menambah suasana menyegarkan dalam perjalanan.

Rombongan pun akhirnya memasuki Kota Garut. Di dalam kota ini, rombongan dipimpin oleh Bro Eris. Sesuai rencana, di Garut ini rombongan akan berhenti untuk membeli oleh-oleh berupa kerajinan kulit (jaket, dompet, sarung tangan, dll) dan makanan khas Kota Garut. Rombongan pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menghabiskan uang di dompetnya demi anak-istri, pacar, maupun keluarga yang menunggu di rumah. Setelah memastikan boks belakang atau sideboks terisi penuh dengan oleh-oleh untuk dibawa ke rumah, selepas Ashar rombongan mulai meninggalkan Kota Garut. Perjalanan pulang dari Garut ini benar-benar melelahkan. Setiap saat pasti saja menemukan kemacetan. Apalagi, di daerah Nagreg, kemacetan sudah tak bisa terelakkan lagi. Kemacetan ditambah parah dengan kontur daerah Nagreg yang menanjak curam sehingga banyak mobil-mobil besar (bus-truk) terhambat di tanjakan terjal. Rombongan pun terpencar-pencar mencari celah jalan sendiri-sendiri. Bau kopling tercium di mana-mana. Beberapa insiden kecil pun terjadi di sini, mulai dari yang tersenggol mobil, tersenggol pintu bus yang mendadak terbuka, sampai ada yang menghantam sidebox teman sendiri. Maklum, kondisi saat itu penuh perjuangan. Mobil maupun motor tidak ada yang mau mengalah. Selepas Nagreg pun, rombongan masih terpencar-pencar.

Di daerah Rancaekek, SO memberi instruksi untuk menghentikan laju motor untuk menunggu rombongan yang tertinggal. Setelah terkumpul komplet, rombongan dipecah menjadi beberapa kloter kecil untuk mengantisipasi kemacetan di Kota Bandung. Benar saja, Kota Bandung dilanda kemacetan. Untungnya rombongan sudah dibagi menjadi beberapa kloter sehingga dengan mudah menerobos kemacetan di Kota Bandung dan Cimahi. Tepat saat azan Magrib, kloter 1 sudah bisa keluar Kota Cimahi dan kembali menghadapi kemacetan di Padalarang. Saat itu, perut sudah kembali meneror. Maka, rombongan memutuskan untuk istirahat sekaligus makan di daerah Padalarang. Setelah meng-charge kembali perut dan istirahat selama kurang lebih satu jam, kloter 2 dan 3 tampak melewati restoran tempat istirahat kloter 1. Kloter 1 pun berniat mengejar kloter 2 dan 3, tapi tetap tidak bisa karena terhambat kemacetan. Akhirnya rombongan bertemu di daerah Ciranjang sebelum jalur Jonggol. Mereka tampak sedang beristirahat dan mengisi bensin.

Di sini, kloter 1 memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan karena merasa istirahat sudah cukup dan sanggup melanjutkan sampai Jakarta tanpa istirahat. Jalur Jonggol pun dilalui. Kali ini kloter 1 dipimpin oleh Bro Robby SG dan sweeper Bro Willy. Memasuki Cariu, di sebuah SPBU, rombongan kloter 1 memutuskan untuk rehat sebentar setelah melewati jalur Jonggol yang lumayan membuat badan pegal-pegal. Baru beberapa menit di SPBU, kloter 2 pimpinan Boy sudah terlihat lewat. Mereka pun berhenti sejenak karena ada yang mau mengisi bensin.
Sementara kloter 1 masih rehat, kloter 2 pimpinan Boy ini sudah melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Bahkan, Adi PIK dan Bayu Kappa yang tadinya ada di kloter 1, pindah ke kloter 2 dengan alasan ingin cepat sampai Jakarta. Karena mereka berdua masuk kloter 2, Bro Iwan yang tadinya di kloter 2 memutuskan untuk bergabung bersama kloter 1 dengan alasan terlalu banyak motor di kloter 2.

Tak lama setelah itu, bro Iwan menerima kabar bahwa Bro Marfin yang ada di kloter 2 mengalami kecelakaan. Kloter 1 pun diminta melanjutkan perjalanan sampai bertemu kloter 2 di jalan. Dengan perasaan dad dig dug karena khawatir ada kecelakaan serius di kloter 2, rombongan kloter 1 pun melanjutkan perjalanan. Namun, sepanjang perjalanan tidak menemukan rombongan kloter 2 sama sekali. Karena tidak bertemu kloter 2, rombongan pun tetap melanjutkan perjalanan. Namun, memasuki Kranggan, Bro Iwan memberhentikan rombongan untuk memastikan bahwa kloter 2 tidak terlewati. Telepon sana-sini tidak ada yang mengangkat. Tapi, beberapa saat kemudian, ponsel Bro Marfin bisa dihubungi. Ternyata rombongan kloter 1 sudah sampai di tempat kongkow HTML Jaktim, Mekdi Kalimalang, dan Bro Marfin pun tidak mengalami kecelakaan serius. Dari Kranggan ini, satu per satu anggota kloter 1 memisahkan diri menuju rumah masing-masing. Sampai jumpa di touring mendatang.

Regards,
*Yanglampunseinbela kangnyajatuhsatu diujungaspalsepulangdaritasik


tulisan ini juga telah diposting di:
http://www.honda-tiger.or.id/forum/showthread.php?t=19561