20 Apr 2008

Trip Report: Cianjuran

Dalam rangka memenuhi undangan syukuran pernikahan Thole (owner Thole Motor & Modification) yang belokasi di Cianjur, Jawa Barat, HTML Jakarta Timur (JT) berangkat dengan hampir full team yang dibagi menjadi beberapa kelompok pemberangkatan, yakni Jumat malam dan Sabtu malam. Keberangkatan pertama pada jumat malam dipimpin oleh Bro Muji dan berangkat sekitar pukul 23.00 WIB dari Jalan Paus, Rawamangun. Sementara rombongan Sabtu malam berangkat dari Mekdi Pangkalan Jati dipimpin oleh Lutfi yang diberangkatkan dalam 2 kloter, dan Pinang Ranti (PR) dengan hanya 1 kloter pemberangkatan.

Turing kali ini sekaligus menjadi ajang pelatihan grup riding bagi para member baru yang belum terbiasa dengan perjalanan berkelompok. Antusiasme member baru pun terbilang bagus, karena sebagian besar dari mereka mengikuti acara ini. Dari mekdi sendiri, member baru sengaja dipecah ke dalam 2 kelompok, yakni ikut kloter 1 dan sisanya kloter 2. Kloter 1 dipimpin langsung oleh Korwil JT Bro Anto sebagai SO, dan Bro Eri sebagai sweeper. Sementara kloter 2 dipimpin oleh Boy selaku SO, dan Lutfi sebagai sweeper. Tepat pukul 20.00 WIB, rombongan pertama diberangkatkan. Tak lupa sebelum pemberangkatan, doa bersama pun dilakukan untuk kesalamatan selama perjalanan.

Selang 30 menit kemudian, rombongan kedua pun diberangkatkan. Karena lokasinya di Cianjur, rute yang dipilih pun jalur Puncak melalui Jalan Raya Bogor, dengan pertimbangan bahwa jalan di jalur tersebut terbilang mulus meskipun harus melewati kemungkinan kemacetan di daerah Puncak. Rombongan sengaja tidak melewati jalur Jonggol dengan pertimbangan bahwa jalur tersebut terbilang maut pascamusim hujan berkepanjangan. Ya, berdasarkan informasi, jalur tersebut sangat tidak recommended untuk dilalui karena jalanan rusak berat dengan lobang menganga di mana-mana. Maka, dipilihlah jalur puncak sebagai alternatif. Padahal, dari segi jarak, tentu jalur Jonggol lebih dekat karena lokasi acara berada setelah Ciranjang, Cianjur.

Jalur Bogor pun dilalui dengan mulus tanpa ada hambatan berarti. Namun, selepas Gadog, cobaan itu datang. Di luar perkiraan, jalur Puncak ternyata macet total. Tak disangka dan tak dinyana, motor hanya bisa melewati bahu jalan dan kadang-kadang stuck di tengah jalan. Itu juga harus berebutan dengan pengendara lain. Kemacetan ini terjadi dari 2 arah sekaligus sehingga motor tidak bisa bermanuver menerobos kemacetan. Setelah jalan beberapa kilometer, ternyata kemacetan tersebut disebabkan adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad yang dilaksanakan oleh seorang Habib terkenal di daerah Cipayung. Ribuan warga tampak menghadiri acara tersebut sehingga kemacetan pun tak bisa dihindari.
.
Awalnya, rombongan memaksakan untuk tetap melanjutkan perjalanan dengan menembus kemacetan yang ada. Namun, karena kemacetan tanpak terus memanjang dan tak ada ujung, beberapa motor mulai bertumbangan. Ada yang tak sanggup melanjutkan perjalanan karena takut kopling jebol, terdapat pula sebagian mesin motor yang mati karena overheating, terutama motor jenis Tiger Revo. Kondisi jalanan semakin menyiksa bagi member yang memasang sidebox di motornya. Melihat kondisi seperti itu dan tak memungkinkan untuk menerobos kemacetan, rombongan memutuskan untuk berhenti sambil menunggu perkembangan kemacetan selanjutnya, sekalian mendinginkan motor yang kebanyakan sudah overheating. Jika dalam jangka waktu yang telah ditentukan ternyata kemacetan tidak mengurai, rencanannya sebegian rombongan memutuskan akan kembali ke Jakarta. Beberapa member sempat menyesalkan mengapa harus melewati jalur Puncak jika keadaannya bakal seperti ini. Namun siapa yang bakal seperti ini. Bisa dibayangkan jika melewati Jalur Jonggol, pasti akan tiba di tempat tujuan dengan cepat meskipun jalanannya hancur. Namun, nasi telah menjadi bubur. Semua serbasalah dan pasrah, maju kena mundur kena. Tak mungkin harus kembali ke Jakarta dan melewati jalur Jonggol.

Di pinggir jalan tepat di depan sebuah hotel di Cipayung, rombongan beristirahat sembari menunggu rombongan PR. Dari situ rombongan dapat menyaksikan langsung betapa tersiksanya pengendara motor dan mobil di tengah kemacetan superpadat di jalur ini. Setelah 30–60 menit beristirahat, terlihat rombongan PR bersusah payah menerobos kemacetan. Rombongan yang sedang istirahat segera mencegat mereka agar sementara waktu tidak melanjutkan perjalanan, mengingat kemacetan yang semakin parah. Akhirnya, di depan hotel tersebut makin penuh dengan motor-motor Tiger yang menumpang parkir.

Sekitar pukul 00.00 WIB, kemacetan belum menunjukkan iktikadnya untuk memudar. Ini semua di luar dugaan, padahal sebenarnya rombongan JT ditunggu di tempat acara maksimal pukul 00.00 WIB, karena telah disediakan aneka hidangan dan hiburan khas daerah setempat. Namun, pada pukul 00.00 WIB itu, rombongan masih berjibaku di daerah kemacetan Puncak. Dengan niat tulus menghadiri acara tersebut, rombongan bertekad tetap melanjutkan perjalanan meskipun di tempat yang dituju sudah tidak ada acara apa-apa. Yang penting bisa datang dan sempat memberikan ucapan selamat kepada si empunya acara.

Mengingat saat itu sudah terlampau malam, tanpa basa-nasi lagi rombongan segera mengenakan “alat tempur” dan menyalakan mesin motor masing-masing untuk melanjutkan perjalanan walau harus menerobos kemacetan sekalipun. Kali ini perjalanan tidak dipaksakan untuk dapat berkelompok agar mudah memecah kemacetan. Titik poin pun ditentukan di Puncak Pass. Setelah membelah kemacetan sekitar 1 km, jalanan ternyata lancar kembali. Jalanan puncak pun dapat dilalui dengan lancar dan mulus. Di titik poin yang telah ditentukan, tampak menunggu rombongan yang sudah tiba terlebih dahulu. Di sini, rombongan memutuskan untuk beristirahat sambil menunggu rombongan yang masih tercecer di belakang.

Dari Puncak Pass, rombongan rencananya akan diberangkatkan dalam satu kloter. Namun, di saat sedang istirahat tersebut, salah satu member mendapat kabar bahwa rombongan Jakarta Barat yang masih berada di daerah Gadog dan minta ditunggu selama 30 menit, karena di rombongan tersebut ada accident yang melibatkan membernya. Dari Puncak Pass, rombongan Jakarta Barat akan bergabung dengan rombongan Jakarta Timur. Rombongan JT pun akhirnya menunggu. Saat itu jam di tangan sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB.

Setengah jam menunggu, rombongan Jakarta Barat belum tampak batang motornya. Akhirnya, daripada terlalu dini hari tiba di lokasi acara sehingga dikhawatirkan mengganggu tuan rumah dan penduduk di sekitar lokasi acara, sebagian rombongan diberangkatkan, sedangkan sebagian lagi menunggu rombongan Jakarta Barat. Rombongan yang berangkat lebih dulu dipimpin oleh Boy sebagai SO dan Lutfi sebagai sweeper, dengan sekitar 15 motor di belakangnya. Di rombongan ini, baru jalan beberapa kilometer, motor salah satu member baru bermasalah. Diamati dari belakang, motor tersebut seperti tidak bertenaga sama sekali. Sekalinya menyalip mobil, motor itu tak bisa lari sehingga membahayakan motor di belakang dan kendaraaan dari lawan arah. Apalagi, ketika ada tanjakan, motor tersebut seperti lunglai tanpa tanaga. Motor yang di belakangnya akhirnya berinisiatif untuk mengecek motor tersebut, sementara rombongan di depan dibiarkan tetap melanjutkan perjalanan mengikuti SO. Saat itu rombongan yang ikut berhenti dan mengecek hanya 3 motor plus 1 motor yang trouble. Untuk memastikan ada apa dengan motor tersebut, bro Lutfi berinisiatif menukarkan motornya untuk mengetahui ada apa gerangan yang terjadi. Setelah dicoba beberapa meter, ternyata benar motor tersebut tidak bertenaga. Vonis pertama jatuh karena kampas kopling habis karena kemacetan gila di puncak sebelumnya. Motor pun tetap bisa jalan, tapi hanya mentok di 40 kpj. Itu juga jika menemukan tanjakan terpaksa disetut (bener ga sih tulisannya gitu?). Untungnya jalur dari Puncak ke Cianjur didominasi jalanan menurun. Nah, di tengah kegelapan malam, 4 motor memecah keheningan jalan Cipanas-Cianjur dengan kecepatan menyesuaikan dengan motor yang trouble tersebut. Tepat pukul 03.30, rombongan terakhir tiba di lokasi acara.

Di lokasi acara, tampak ada panggung hiburan, tapi sudah tidak ada yang mengisi. Karena bagaimana pun acara sudah selesai sebelum tengah malam. Seandainya lewat jalur Jonggol, minimal rombongan masih bisa menyaksikan acara hiburan yang disuguhkan. Sebagain member memutuskan untuk beristirahat dan tidur, tapi sebagian lebih memutuskan untuk mengobrol karena berencana akan langsung pulang ke Jakarta saat itu pula tanpa menunggu pagi datang. Namun, ada pula sebagian member yang memutuskan untuk tidak pulang saat itu mengingat kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Sempat ditahan-tahan oleh tuan rumah agar tak pulang saat itu dan disarankan untuk berangkat besok pagi, akhirnya rombongan tetap pulang mengingat beberapa member memiliki berbagai keperluan lain esok harinya. Setelah makan (atau mungkin lebih tepat dikatakan sahur…hehehe…), rombongan meninggalkan lokasi acara tepat setelah azan shubuh berkumandang. Kurang lebih ada 20 motor yang tergabung dalam rombongan. Kali ini, rombongan dipimpin oleh Bro Cemong (Jakarta Barat). Sebelum berangkat, sempat dimusyawarahkan terlebih dahulu jalur mana yang akan dilalui, apakah jalur Jonggol atau Puncak. Dengan beberapa pertimbangan, faktor kemulusan jalan salah satunya, akhirnya diputuskan untuk tetap melalui jalur puncak seperti halnya keberangkatan.

Jalan dari Ciranjang sampai Cianjur kota yang terbilang lurus-lurus saja, dapat dilalui dengan lancar, meskipun tak bisa dipungkiri kondisi tubuh para member sedang drop karena mengantuk karena tidak tidur sama sekali semalaman. Keluar dari Kota Cianjur, tepatnya sebelum tanjakan yang berbentuk U (Cugenang), sekitar pukul 05.30 WIB, sebuah accident terjadi menimpa salah seorang member baru HTML JT. Karena kurang awas terhadap kondisi jalan, member tersebut tidak bisa menghindari balok yang ada di tengah jalan (tidak mengerti bagaimana ceritanya balok tersebut bisa ada di tengah jalan). Akhirnya motor pun terpelanting beberapa meter dan sempat berputar-putar di aspal. Untungnya saat itu dari arah berlawanan sedang lengang. Percikan api karena gesekan knalpot dan aspal tampak terlihat jelas dari belakang. Tabrakan beruntun pun dapat dihindari karena motor yang tepat di belakangnya berhasil menjaga jarak.

Melihat kondisi seperti itu, rombongan yang ada di belakang segera menghentikan laju motor dan segera menolong korban serta mengevakuasi motor dari tengah jalan. Sementara itu, bro Willey segera menyusul rombongan yang di depan untuk memberitahukan bahwa di belakang ada kecelakaan. Rombongan di depan pun kembali ke TKP untuk memastikan apa yang terjadi.

Puji Syukur ternyata kondisi member yang kecelakaan tersebut tidak apa-apa. Namun, kondisi motornya agak memprihatinkan karena pelek jadi penyok dan knalpot sedikit rusak karena bergesekan langsung dengan aspal. Setelah mengecek sana-sini, motor ternyata masih tetap bisa jalan dan pemiliknya pun menyatakan sanggup melanjutkan perjalanan. Sesaat setelah itu, rombongan kembali diberangkatkan sambil mencari tempat yang strategis untuk istirahat. Setelah beberapa saat beristirahat, jalur Cipanas-Puncak- Gadong pun dilalui dengan lancar karena memang saat itu masih pagi sehingga belum banyak kendaraan memadati jalur tersebut.

Rombongan pun tiba di Jakarta dengan selamat…….