26 Sep 2007

Buka Puasa dan Sahur Bersama HTML Jaktim

Sabtu, 22 September 2007, bisa jadi merupakan hari istimewa bagi Mas Muji dan HTML Jakarta Timur. Sore itu, Mas Muji dan keluarga mengadakan acara buka puasa bersama di kediamannya di daerah Cipinang. Pada kesempatan Ramadhan kali ini, tuan rumah mengundang rekan-rekan HTML untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Acara saat itu terasa lebih istimewa lagi karena dihadiri rekan-rekan HTML Jakarta Selatan dan Pulsarian.
Sejak pukul 16.00, satu per satu rombongan HTML berdatangan. Namun, ada pula yang datang sendiri-sendiri. Selain itu, ada pula member HTML yang datang lebih awal untuk sekadar bantu-bantu mengurusi tempat dan keperluan lainnya di lokasi acara. Sore itu, saat member HTML belum komplet datang, sat per satu yatim piatu dari sekitar lokasi rumah berdatangan, baik datang sendiri maupun diantar orangtuanya. Ya, acara buka puasa ini disertai pula penyerahan sumbangan bagi yatim piatu.
Sekitar pukul 05.15, rombongan besar HTML Jaksel sudah merapat di rumah tuan rumah. Lokasi rumah yang agak masuk ke lorong-lorong perumahan, membuat sedikit sungkan para member HTML karena takut mengganggu ketenangan karena suara knalpot Tiger, sehingga ada yang dengan kesadaran sendiri rela mendorong motor kesayangannya menuju tempat parikir yang telah disediakan.
Acara diawali dengan tausiyah dari ustadz setempat. Dalam cermahnya, Pak Ustadz mengatakan bahwa ternyata dengan berkumpulnya banyak motor, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan, salah satunya buka puasa dan santunan untuk anak yatim ini.
Selanjutnya, sebelum azdan magrib berkumandang, satu per satu yatim piatu yang diundang, dipanggil untuk menerima sebuah amplop yang berisi sumbangan dari Mas Muji dan keluarga. Raut bahagia terpancar dari wajah bocah-bocah yatim piatu ketika menerima amplop yang langsung diberikan oleh ibu Muji ini. Sungguh mulia hati keluarga ini. Kami doakan semoga rizki yang diberikan terus lancar dan bertambah banyak.
Kumandang azan dari mesjid pun terdengar. Ini tanda bahwa sudah saatnya berbuka puasa setelah seharian menahan lapar. Baik rekan HTML maupun para yatim piatu pun segera menyantap aneka makanan yang tersaji. Sungguh kenikmatan tersendiri dapat berbuka puasa dan berbagi kebahagiaan bersama para yatim piatu.
Setelah menyantap hidangan pembuka, rekan HTML segera menuju mesjid uintuk menunaikan ibada sholat magrib. Afdol sudah ibadah hari itu. Sekarang tinggal mungurusi masalah perut.
Tapi, eits…tunggu dulu, sebelum makan, panitia membuat sebuah kejutan untuk Mas Muji. Tak dinyana dan tak disangka, ternyata hari itu merupakan hari ulang tahun Mas Muji. Sebuah cake coklat yang penuh dengan lilin dibawa ke depan hadirin. Hadirin pun diminta merapat untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sungguh momen yang istimewa bagi keluarga Mas Muji. Di hari kelahirannnya ini, Mas Muji pada khususnya bisa berbagi kebahagiaan dengan para yatim piatu dengan membagi-bagikan sumbangan. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Setelah puas mengisi perut dan ngobrol, selain kelompok yatim piatu, rombongan Jakarta Selatan pun pamit undur diri mengingat waktu sudah mununjukkan pukul 19.30. Maklum jarak antara Cipinang dan Jakarta Selatan cukup jauh. Kini, hanya Jaktim yang masih stay di kediaman Mas Muji. Tapi, lama kelamaan satu per satu pamit undur diri dengan berbagai alasan.
Saat itu pula, tercetus rencana untuk mengadakan sahur bersama di rumah tuan rumah. Maklum, rencana awalnya memang akan ada sahur on the road yang berlokasi di Jalan Paus. Namun, karena berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk sahur bersama di rumah Mas Muji. Mungkin, ini jadi sejarah tersendiri bagi HTML Jakarta Timur. Buka dan sahur bersama di tempat yang sama.
Setelah pamit, meluncurlah rombongan Jalan Paus untuk sekadar mengisi waktu sambil menunggu waktu sahur. Setibanya di Paus, diterima kabar bahwa ketika acara buka puasa tadi, rombongan Denyut RC menyambangi tempat tongkrongan Paus untuk sowan. Namun, karena saat itu di Paus tidak ada orang, mereka kembali lagi ke tempat kopdarnya di bilangan Monas.
Untuk menghindari anggapan kurang baik yang mungkin muncul dari mereka, maka HTML Jaktim membalas kunjungan Denyut RC malam itu juga. Sekalian memohon maaf atas miskomunikasi yang terjadi ketika kedatangan Denyt RC ke Jalan Paus. Sebelum berangkat ke Monas, rombongan Jakarta Barat pimpinan Aji cs datang untuk meramaikan Paus malam itu. Tanpa sungkan meskipun rombongan ini baru datang, HTML Jaktim pun mengajak HTML Jakbar untuk berangkat bersama menuju tempat kopdar Denyut RC di Monas. Setelah disetujui, rombongan pun diberangkatkan.
Mungkin karena saat itu malam minggu, banyak sekali ditemui rekan biker di jalan sepanjang perjalanan menuju Monas. Bahkan, rombongan pun sempat bertemu rombongan tiger dari salah satu klub di Jakarta.
Sesampainya di Monas, rombongan langsung disambut hangat teman-teman Denyut RC. Setelah bersalaman khas ala biker, tuan rumah dan Jaktim+Jakbar berkumpul untuk menyampaikan maksud kedatangan ke tempat kopdar Denyut RC itu.
Malam itu suasana semakin ramai dengan kedatangan rombongan tiger dari banten, Combat. Suasana kekeluargaan pun tampak menyapa malam itu.
Kurang lebih setengah jam kemudian, rombongan Jaktim pamit undur diri karena sudah mendekati waktu sahur dan harus kembali ke Puas untuk selanjutnya sahur di rumah Mas Muji. Rombongan pun diberangkatkan dalam satu kloter.
Tapi, sesampainya di Paus, ternyata jam masih menujukkan pukul 02.00 WIB. Karena masih ada waktu menuju sahur, acara nongkrong malam pun dilanjutkan. Pukul 02.30 rombongan mulai berngkat menuju rumah Mas Muji. Selang beberapa puluh menit selanjutnya, rombongan kedua diberangkatkan.
Setelah semua terkumpul, rombongan rehat sejenak untuk sekadar menghilangkan cape sambil menunggu santapan sahur keluar dari dapur. Dan, akhirnya, tak lama setelah itu, makanan sahur tersaji di meja. Tanpa basa-badi namun atas seizing tuan rumah, rombongan langsung menyantap hidangan yang disediakan. Tak lupa, tuan rumah juga mengudang tetangga rumah untuk ikut serta makan sahur bersama. Sungguh sahur yang indah.
Menjelang imsak, rombongan pamit undur diri menuju rumah masing-masing. Terima kasih untuk Mas Muji dan keluarga atas undangannya.

25 Sep 2007

Asyiknya Nongkrong Sambil Makan Serabi dan Cuci Mata di Jalan Paus

Serabi cirebon, itulah sajian utama tempat ini. Tempat ini hanya lokasi jajanan biasa di bilangan Jalan Paus, Rawamangun. Namun, tiap malamnya, tempat ini selalu ramai karena berada di lokasi yang cukup strategis dan ramai. Selain menyediakan serabi yang beraneka rasa dan makanan pendukung lainnya, ternyata lokasi ini jadi tempat yang asyik untuk kongkow-kongkow sambil melepas malam. Tempat ini semakin ramai dikunjungi terlebih setelah beberapa member HTML Jakarta Timur yang berdomisili di Rawamangun dsk menjadikannya sebagai tempat nongkrong untuk mengisi perut sepulang kerja.

Bagi Anda yang melewati Jalan Paus ini, jangan kaget setiap malam selalu ada saja puluhan tiger berjajar rapi di pinggir jalan. Selain jenis motor Tiger yang tergabung dalam HTML, ada juga beberapa pengendara Bajaj Pulsar yang tergabung dalam Pulsarian ikut nongkrong di sini. Apalagi, di malam minggu, tempat ini menjadi tongkrongan “wajib” bagi mereka yang ingin hang out bersama pacar atau keluarga sekalipun. Jadi, jangan heran, selain kumpulan si pengendara tiger, di sini juga jadi tempat berkumpul para anggota keluarga dari pengendara tiger yang sering nongkrong di sana. Ketika si biker asyik ngobrol masalah tunggangannya, boncengers bisa gabung dengan “sesamanya”. Obrolan atau gosipan ibu-ibu dan teriakan atau tangisan anak kecil menambah hangat suasana.

Satu lagi, kegiatan di sana ternyata tidak nongkrong-nongkrong, loh. Buktinya, untuk menjalin keakraban, ada arisan bulanan yang jadi agenda utama. Arisan ini terbuka bagi siapa saja dan tidak terbatas untuk member HTML yang ada di sana serta melibatkan keluarga besar si member HTML. Untuk menambah ramai suasana, pengocokan arisan ini selalu dilakukan di Serabi Cirebon ini. Seperti lumrahnya arisan untuk kaum ibu-ibu, setiap kali pengocokan arisan ini juga selalu ada acara makan-makan. Di mana ada arisan, di situ ada makanan. Ya, karena lokasinya di serabi cirebon, maka santapannya pun tak jauh dari menu yang ada di tempat ini.

Oh, ya, di tempat ini disajikan aneka santapan khas daerah, khususnya Cirebon, misalnya aneka macam serabi, teh poci, kopi penganten, sate pisang, tempe mendoan, dan lain-lain. Makan satu porsi serabi dan ditemani teh poci, dijamin kenyang dan ingin membungkus untuk dibawa ke rumah. Tapi, ketika ingin mencoba menu lain, Anda bisa memilih aneka makanan yang disajikan di sebelah kanan dan kiri sepanjang Jalan Paus. Selain itu, jika sedang malas jalan, Anda bisa memesan makanan dari luar dan bisa dimakan di serabi cirebon. Banyak sekali pilihannya. Di sebelah kanan, ada ayam panggang, nasi goreng, pecel lele, dll. Sedangkan di seberang jalan ada mie bakso kocok bandung, steak Takreb, nasi padang, dan aneka jajanan donat. Sementara di sebelah kiri, ada aneka seafood, sate ayam dan kambing, dll, dan masih banyak tempat makan lainnya di sepanjang Jalan Paus, termasuk bubur ayam dan nasi goreng cirebon yang sudah terkenal itu. Pokoknya, di sinilah surga wisata kuliner di daerah Jakarta Timur. Selain itu, jika butuh entertainment, Anda juga bisa browsing, main game online, atau chatting di warnet yang ada di samping kiri serabi cirebon.

Bagi yang ingin sekalian cuci mata, di sini juga tempat yang cocok untuk menyegarkan kembali mata Anda. Betapa tidak, karena lokasinya strategis dan menjadi jalur pusat jajanan dan makanan, banyak berseliweran cewek-cewek cantik di lokasi ini. Selain itu, Anda juga bisa iseng-iseng ngelabain SPG Arion Plaza yang baru pulang kerja…ckckckckc….. *sssttt…asal jangan ketahuan pacar atau istri di rumah aja, yak…..

Oke, kami tunggu kedatangan Anda…

11 Sep 2007

Touring Kondangan ke Tasikmalaya



Fenomena angka 7/7/07 atau 7-7-7 dijadikan alasan bagi para `calon mempelai` di seluruh dunia untuk menikah di tanggal itu. Konon, kabarnya hari itu adalah hari yang dianggap baik untuk mengikat janji sehidup semati.Hal ini juga berlaku bagi rekan HTML yang bernomor stiker 1000, Bro Sani, yang melangsungkan pernikahan satu hari setelah momen 7-7-7, tepatnya 8-7-7. Karena lokasi resepsi pernikahannya berada di luar kota Jakarta, tepatnya di Tasikmalaya, jauh-jauh hari panitia sudah membuka pendaftaran bagi rekan HTML yang bersedia berbagi kebahagiaan dengan Bro Sani di acara pernikahan tersebut. Sampai batas akhir pendaftaran, tak kurang dari 30 member HMTL JT beserta keluarga dipastikan berpartisipasi dalam acara ini. Karena berbagai pertimbangan, pemberangkatan menuju Tasikmalaya ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni kelompok motor dan kelompok mobiler. Kelompok motor diberangkatkan pada Jumat malam dan Sabtu pagi, sementara kelompok mobiler diberangkatkan Sabtu pagi dan Sabtu malam.

Jumat (6/7) malam, rombongan berkumpul di Mekdi Kalimalang. Mulai pukul 20.00 WIB, satu per satu peserta touring kondangan ke Tasikmalaya ini mulai berdatangan. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, pukul 22.00 WIB, peserta yang terdaftar belum semua datang. Akhirnya, setelah briefing dan persiapan akhir, rombongan baru bisa berangkat sekitar pukul 22.30. Rencananya, keberangkatan ke Kota Tasikmalaya pada Jumat malam itu akan dibagi menjadi dua kloter. Namun, karena ada peserta yang membatalkan keberangkatan pada malam itu dan tidak memenuhi kuota tiap kloter, rombongan diberangkatkan menjadi satu kloter yang berjumlah 12 motor, termasuk satu boncengers. Kali ini, yang ditunjuk menjadi SO adalah Bro Boy, dengan SW Bro Iwan/Lutfi.

Rombongan diberangkatkan oleh tim penggembira, yaitu member yang tidak ikut serta dan member yang akan berangkat Sabtu pagi atau malam. Dari Kalimalang, Pangkalan Jati, rombongan mengambil jalur alternatif ke arah Ujung Aspal, Pondok Gede, yang langsung tembus ke Jalan Raya Transyogi, Cibubur, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Jonggol, Cianjur, Bandung, Malangbong, Garut, dan Tasik. Namun, di daerah Cileungsi, rombongan langsung disambut hujan yang tidak merata. Berdasarkan pengalaman, kondisi hujan seperti ini tidak bisa diterka. Jadi, rombongan diinstruksikan untuk mengenakan setelah jas hujan meski saat itu hujan mulai reda. Benar saja, ketika rombongan berangkat lagi, hujan kembali datang. Untung rombongan sudah menggunakan setelah jas hujan. Jadi, meski hujan, perjalanan tetap dilanjutkan karena perjalanan menuju tasik belum seberapanya. Kecepatan pun hanya kira-kira 40 kpj, sebuah kecepatan yang normal dalam kondisi hujan. Tiba di daerah Cariu, langit mulai cerah. Rombongan pun berhenti di depan Mesjid Agung Cariu sekadar untuk melepas setelan jas hujan dan sedikit rehat. Setelah kurang lebih 20 menit rehat dan mengelap lampu motor, dan tak lupa foto-foto, rombongan pun diberangkatkan. Meski harus tetap waspada karena banyak lubang di sepanjang jalan yang bisa mengancam velg motor, perjalanan dilalui dengan cukup mulus karena jalanan sepi. Namun, butuh konsentrasi dan kesigapan untuk melalui jalur Jonggol ini. Buktinya, bro Marfin sempat harus mengelus dada karena menghantam lubang sehingga harus berhenti mendadak dan membuat motor di belakangnya kocar-kacir menghindari supaya tidak terjadi tubrukan. Selanjutnya, perjalanan kembali normal dan tidak ada trouble sedikit pun sampai akhirnya keluar di Jalan Raya Cianjur-Bandung (Ciranjang).

Selepas Ciranjang, rombongan memutuskan untuk istirahat di sebuah restoran di daerah Raja Mandala. Kali ini istirahat cukup lama karena perut sudah terasa kosong setelah melewati jalur Jonggol yang bisa dikatakan berat.Etape pertama pun berhasil dilalui. Kini saatnya melaju pesat ke daerah Bandung sampai Tasik. Kondisi jalan yang relatif sepi membuat rombongan memacu kecepatan motor, apalagi di daerah sebelum Padalarang yang notabene tanjakan berkelok-kelok. Dari belakang, terlihat barisan motor Tiger rapi dan indah melahap tikungan-tikungan.

Memasuki Cimahi, perjalanan mulai membosankan karena melewati jalur kota dan lurus-lurus saja. Tak pelak, rombongan pun memacu kecepatan motor untuk menghindari kantuk. Namun, ketika enak-enaknya memacu motor di trek lurus, tiba-tiba SO yang belum hafal benar jalan Kota Bandung, membelokkan motornya dengan mendadak karena hampir salah jalan. Rombongan pun kaget karena harus bermanuver membelokkan motor ke kanan, sementara jalanan lurus dan kecepatan hampir 80 kpj. Satu- dua motor di depan berhasil mengikuti SO, namun motor di belakang harus kebablasan ke arah Bandung Kota karena menghindari tabrakan belakang, seperti di balap motoGP yang kebablasan tidak sempat belok untuk menghindari tabrakan. Selanjutnya, rombongan melahap trek lurus lagi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Kondisi jalanan yang lengang membuat rombongan memacu kecepatan dengan lumayan. Selepas Kota Bandung, jalanan mulus daerah Cibiru menghantarkan perjalanan sampai tol Cileunyi.

Memasuki daerah Rancaekek, bro Iwan meminta untuk berhenti karena mengantuk. SO pun akhirnya memberhentikan rombongan di sebuah SPBU yang di sebelahnya terdapat teras warung yang bisa digunakan untuk merebahkan badan. Saat itu pukul 02.30 dini hari. Kejadian lucu terjadi di sini. Maksud hati SO berhenti di depan toko yang lantainya bersih untuk tidur, tapi bro Iwan malah tidur dengan pulas di atas motor sambil mendekap helm kesayangannya. Teman-teman di rombongan pun bermaksud membangunkan bro Iwan agar pindah ke lantai. Namun, tidak tahu karena mengigau atau bukan, sambil merem melek dia malah berkata: Kita emangnya mau ke mana, sih? , Gubraakkk .. Padahal, dia sendiri adalah PIC acara touring kondangan ini. Emang ngantuk mengalahkan segalanya. Sembari istirahat menghilangkan kantuk, ada beberapa motor kembali mengisi bensin full tank, karena rencananya rombongan tidak berhenti lagi sampai ke Tasik.

Setelah istirahat kurang lebih satu jam, perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalur menantang Nagreg-Malangbong- Tasik. Dikatakan menantang karena akan menghadapi tanjakan, turunan, dan belokan yang lumayan curam. Selain itu, rombongan juga harus berpacu dengan bus-bus malam yang melewati jalur itu setiap saat.
Memasuki perbatasan Garut-Tasik di turunan kelok-kelok, sebagian rombongan sudah terlihat mengantuk berat. Ada beberapa motor yang sampai harus kebablasan memasuki jalur lawan. Untung saat itu jalanan relatif sepi dari arah Tasik. Namun, sweeper harus ketinggalan jauh karena menepi tanpa memberi tahu rombongan karena mengantuk. Ketika memasuki Ciawi, rombongan diberi tahu sopir mobil bak terbuka bahwa ada 2 motor tertinggal di belakang. Rombongan pun berhenti sejenak sambil menunggu sweeper yang berhenti karena mengantuk itu.

Memasuki Indihiang, rombongan dijemput tuan rumah (sang calon pengantin, Bro Sani). Karena hotel yang sudah di-booking bisa digunakan pukul 07.00, rombongan pun langsung diarahkan ke rumah calon pengantin di bilangan Jalan Siliwangi (dekat Unsil). Rombongan tiba di rumah tuan rumah pukul 05.45. Dengan sigap, tuan rumah langsung menyediakan teh manis panas plus bubur ayam. Nikmat sekali karena memang saat itu perut sudah kosong lagi.
* * *

Setelah break satu jam, rombongan diantar ke hotel tempat menginap, tepatnya di Hotel Mangkubumi. Akhirnya, rombongan sampai juga di hotel. Setelah melepas boks dan sidebag/box motor masing-masing, rombongan langsung memasuki kamar masing-masing. Dasar gila, sesampainya di kamar bukannya malah tidur, tapi malah ngerumpi sambil ngudud dan main ayunan di depan kolam renang. Namun, ada juga sih yang langsung tepar, bahkan ada yang sempat nyuci sepatu dan jas hujan lho.siapa, ya?

Kali ini, kantuk tidak bisa dikompromikan lagi. Memasuki kamar-kamar, hanya terlihat orang sedang tidur lelap tak berdaya dan satu-dua disertai ngorok. yang membuat bising seantero kamar.

Pukul 12.00, sebagian rombongan terbangun dengan sendirinya karena panggilan perut. Ada yang tetap di kamar karena belum bangun, namun sebagian besar jalan keluar hotel mencari rumah makan. Segar, akhirnya perut terisi kembali. Sepulang ke kamar, sebagian ada yang masih mau balas dendam tidur, ada yang ngobrol, bahkan ada pula yang siap-siap melanjutkan perjalanan ke Ciamis meski tidak jadi karena hujan lebat.
Hari itu cuaca sedang tak tentu. Sebentar panas, sebentar hujan. Saat itu pula, rombongan menerima kabar bahwa salah satu rekan yang masih dalam perjalanan, yaitu Bro Adith, kecelakaan di daerah Jonggol. Sontak, kabar tersebut membuat rombongan yang sudah tiba terlebih dahulu merasa khawatir. Informasi up-date terus diperoleh via SMS atau telepon. Kabar terakhir menginformasikan bahwa Bro Adith beserta motornya sudah dibawa ke rumahnya di Bandung dan rombongan bisa melanjutkan perjalanan sampai Tasik.

Sekitar pukul 14.00, rombongan mobiler yang berangkat Sabtu pagi memasuki Tasik. Boy, Iwan, dan Willy pun segera meluncur ke daerah Rajapolah, tempat berjanji bertemu. Sesampainya di Rajapolah, ternyata rombongan mobiler sedang shopping aneka kerajinan tangan khas Tasikmalaya. Maklum ibu-ibu, belanjanya membutuhkan waktu yang lama. Tim penjemput pun mulai gusar karena belanjanya tidak henti-henti. Setelah puas berbelanja, rombongan mobiler diantar sampai hotel. Hujan kembali datang dan membasahi daerah Hotel Mangkubumi, padahal cuaca di daerah Rajapolah terbilang panas.

Pukul 17.30, rombongan motor yang berangkat Sabtu pagi menginformasikan bahwa mereka sudah sampai di daerah Rajapolah dan meminta dijemput karena tidak tahu posisi penginapan. Boy, Iwan, Willy, Lutfi, dan Jerry pun segera meluncur menuju tempat yang sudah dijanjikan. Kali ini tanpa ada acara shopping dulu, rombongan langsung diarahkan menuju hotel. Komplet semua sudah datang, tinggal menunggu Bro Abe yang rencananya berangkat solotouring dari Jakarta pada Sabtu malam. Sementara rombongan kedua baru istirahat dan setelah semua komplet, rombongan ditunggu di rumah tuan rumah untuk makan malam. Rombongan pun segera berangkat dengan full team karena acara kali ini makan-makan. Biasalah, semuanya jadi responsif kalau mendengar kata makan. Selain makan-makan, acara juga dilanjutkan dengan acara lepas bujang (xixixixi... ). Bahkan, lebih dari itu, sampai ada sambutan dari ketua RT juga, lho.

Sekitar pukul 22.00, acara makan-makan dan sambutan tuan rumah sudah selesai. Rombongan pun dibagi dua. Satu langsung menuju penginapan, dan satu ikut acara sowan ke TTFC. Yang ikut ke TTFC tidak lebih dari delapan motor. Sesampainya di tempat nongkrongnya di seputaran alun-alun, rombongan langsung disambut hangat rekan-rekan TTFC. Ada yang ikut nimbrung, ada pula yang cuek saja. Tapi, rombongan tetap disambut hangat. Tidak lebih dari satu jam, rombongan berpamitan pulang kepada teman-teman TTFC karena paginya harus siap-siap mengawal pengantin sampai ke perbatasan Garut. Setiba di hotel, terlihat sudah sepi tapi ramai oleh suara orang sedang ngorok, pertanda rombongan sudah tertidur lelap, terlebih rombongan yang baru datang pada sore harinya.

* * * *

Pukul 05.00, bro Iwan sudah mulai menggedor-gedor kamar untuk membangunkan. Ada yang langsung bangun terus mandi, ada pula yang tampak bermalas-malasan. Namun, memang karena niat mulia menghadiri pernikahan Bro Sani, akhirnya tepat pukul 06.30, pasukan sudah siap dengan motornya setelah sebelumnya sarapan pagi di restoran hotel. Karena lokasi pernikahan satu jalur dengan posisi hotel, sebagian besar rombongan menunggu kedatangan rombongan pengantin di depan hotel, untuk selanjutnya bergabung menjadi satu kelompok. Hanya segelintir orang yang mengantar langsung dari depan rumah calon pengantin laki-laki. Sambil menunggu rombongan pengantin melewati depan hotel, tampak barisan puluhan Tiger berjajar rapi seolah bersiap menghadapi perang. Puluhan pandang mata sepanjang jalan tertuju kepada rombongan pengantin ini. Bagaimana tidak, kali ini rombongan pengantin dikawal puluhan motor Tiger, dari Jakarta lagi! Mata siapa yang tidak berpaling ketika mendengar gemuruh suara Tiger melewati kampungnya.. .. ini sebuah momen langka (bagi mereka).

Setibanya di lokasi acara, rombongan langsung diarahkan untuk memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan. Saat itu mulai terlihat ramai, karena setelah membuka jaket masing-masing, seragam susu bendera merah-hitam tampak menghiasi suasana pagi yang cukup dingin itu. Bahkan, tampak ada beberapa orang yang sudah mengenakan seragam kebesaran ini dari hotel, padahal perjalanan lumayan jauh dan cuaca dingin. Lucunya, yang kepalang memakai seragam kebesaran dari hotel itu, mengira lokasi tempat pernikahan dekat dari hotel. Mereka berpikir buat apa memakai jaket kalau memang lokasinya dekat. Senjata makan tuan. Ternyata perjalanan cukup jauh dan harus menembus dinginnya pagi hari di perbatasan Tasik-Garut.
Sementara keluarga pengantin siap-siap di rumah yang telah disediakan untuk berdandan, seperti biasa sebelum acara dimulai, penyakit rombongan ini mulai kumat, yaitu gila/banci foto. Sampai-sampai, ada beberapa orang yang niat banget berfoto ria di atas kolam ikan dan sawah. Dasar orang Ngkota....!! !

Sang pengantin pun siap menuju pelaminan. Tim fotografer amatir dari HTML tak luput mengabadikan momen istimewa ini, terlebih ketika sang pengantin pria yang notabene seorang biker, memakai sepatu warna pink. Itu pun tak luput dari incaran dari parazi yang kurang kerjaan. Acara pun dimulai dengan diawali penyambutan khas daerah Priangan Timur. Setelah itu, acara sambutan-sambutan tidak berhenti sampai acara akad. Sebagian rombongan kembali ke tempat istirahat sambil menunggu sambutan selesai, yang intinya ingin cepat-cepat menyerbu makanan.

Sesi makan-makan akhirnya datang juga. Rombongan yang sedang tidur di tempat istirahat pun langsung terperanjat ketika mendengar kata makan. Akhirnya, makan juga. Sambil ditemani lagu-lagu kasidah, rombongan mulai melahap makanan yang telah disediakan. Selesai makan, rombongan kembali mendiskusikan kepulangan ke Jakarta. Saat itu, diputuskan bahwa rombongan tidak akan sampai acara selesai, seperti yang telah direncanakan sebelumnya, mengingat hari Senin-nya banyak yang harus masuk kerja. Kali ini sesi foto-foto dengan pengantin. Karena pelaminan sangat kecil dan tidak bisa menampung anak-anak Mekdi, akhirnya pengantin diculik keluar untuk foto bersama di pinggir jalan raya dengan view pesawahan. Tak pelak, acara foto-foto itu menyedot perhatian orang-orang yang ada di sekitar situ, terlebih para penumpang mobil/bus yang melewati jalur itu. Maklum, tempat resepsinya tepat di depan jalan raya Tasik-Garut.

Setelah sesi foto-foto dan berpamitan, rombongan kembali ke motor masing-masing untuk mempersiapkan kepulangan ke Jakarta. Rombongan kali ini digabung menjadi satu kloter, mengingat jalanan relatif sepi dan tidak ada satu pun yang tahu jalur Kota Garut. Rencananya, selepas Garut, rombongan akan dibagi menjadi beberapa kloter. Sebelum berangkat, ada salah seorang peserta, Bro Willy, minta izin berangkat terlebih dahulu karena mau mencari tukang tambal karena ban belakangnya kurang angin. Selang beberapa puluh menit, rombongan mulai meninggalkan lokasi acara pernikahan. Tampak dari kejauhan, Bro Willy sudah ada di tukang tambal ban. Dari kejauhan pula, dia coba menghentikan rombongan karena ada trouble dengan pentil ban belakangnya yang ternyata ngegembos dan rusak. Rombongan pun berhenti untuk memastikan trouble yang sedang terjadi. Sambil menunggu membongkar ban dan mengganti pentil, sebagian peserta tampak mengecek kondisi kendaraan sebelum memulai lagi perjalanan jauh menuju Jakarta. Ada yang menambah angin, ada membetulkan klakson stebelnya, bahkan ada pula yang ikut-ikut menambal ban karena tidak tahunya ada paku menancap di ban motornya.

Setelah kurang lebih 20 menit menunggu, rombongan pun akhirnya diberangkatkan kembali. Kali ini, Bro Yonas bertindak sebagai SO. Masih di jalur yang sama, untuk memastikan bensin sudah terisi, SO mengarahkan rombongan untuk mengisi bensin di SPBU yang menyediakan premium sekaligus pertamax. Perjalanan pun dilanjutkan kembali dengan melewati jalanan mulus, sepi, dan berkelok-kelok sehingga menambah asyik perjalanan. Pemandangan sepanjang jalan pun sungguh menyegarkan. Semua tampak menikmati jalur ini. Bagaimana tidak, selain ditemani alam pegunungan dan sungai yang mengalir dengan derasnya, di jalur ini juga terdapat perkebunan teh yang menambah suasana menyegarkan dalam perjalanan.

Rombongan pun akhirnya memasuki Kota Garut. Di dalam kota ini, rombongan dipimpin oleh Bro Eris. Sesuai rencana, di Garut ini rombongan akan berhenti untuk membeli oleh-oleh berupa kerajinan kulit (jaket, dompet, sarung tangan, dll) dan makanan khas Kota Garut. Rombongan pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menghabiskan uang di dompetnya demi anak-istri, pacar, maupun keluarga yang menunggu di rumah. Setelah memastikan boks belakang atau sideboks terisi penuh dengan oleh-oleh untuk dibawa ke rumah, selepas Ashar rombongan mulai meninggalkan Kota Garut. Perjalanan pulang dari Garut ini benar-benar melelahkan. Setiap saat pasti saja menemukan kemacetan. Apalagi, di daerah Nagreg, kemacetan sudah tak bisa terelakkan lagi. Kemacetan ditambah parah dengan kontur daerah Nagreg yang menanjak curam sehingga banyak mobil-mobil besar (bus-truk) terhambat di tanjakan terjal. Rombongan pun terpencar-pencar mencari celah jalan sendiri-sendiri. Bau kopling tercium di mana-mana. Beberapa insiden kecil pun terjadi di sini, mulai dari yang tersenggol mobil, tersenggol pintu bus yang mendadak terbuka, sampai ada yang menghantam sidebox teman sendiri. Maklum, kondisi saat itu penuh perjuangan. Mobil maupun motor tidak ada yang mau mengalah. Selepas Nagreg pun, rombongan masih terpencar-pencar.

Di daerah Rancaekek, SO memberi instruksi untuk menghentikan laju motor untuk menunggu rombongan yang tertinggal. Setelah terkumpul komplet, rombongan dipecah menjadi beberapa kloter kecil untuk mengantisipasi kemacetan di Kota Bandung. Benar saja, Kota Bandung dilanda kemacetan. Untungnya rombongan sudah dibagi menjadi beberapa kloter sehingga dengan mudah menerobos kemacetan di Kota Bandung dan Cimahi. Tepat saat azan Magrib, kloter 1 sudah bisa keluar Kota Cimahi dan kembali menghadapi kemacetan di Padalarang. Saat itu, perut sudah kembali meneror. Maka, rombongan memutuskan untuk istirahat sekaligus makan di daerah Padalarang. Setelah meng-charge kembali perut dan istirahat selama kurang lebih satu jam, kloter 2 dan 3 tampak melewati restoran tempat istirahat kloter 1. Kloter 1 pun berniat mengejar kloter 2 dan 3, tapi tetap tidak bisa karena terhambat kemacetan. Akhirnya rombongan bertemu di daerah Ciranjang sebelum jalur Jonggol. Mereka tampak sedang beristirahat dan mengisi bensin.

Di sini, kloter 1 memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan karena merasa istirahat sudah cukup dan sanggup melanjutkan sampai Jakarta tanpa istirahat. Jalur Jonggol pun dilalui. Kali ini kloter 1 dipimpin oleh Bro Robby SG dan sweeper Bro Willy. Memasuki Cariu, di sebuah SPBU, rombongan kloter 1 memutuskan untuk rehat sebentar setelah melewati jalur Jonggol yang lumayan membuat badan pegal-pegal. Baru beberapa menit di SPBU, kloter 2 pimpinan Boy sudah terlihat lewat. Mereka pun berhenti sejenak karena ada yang mau mengisi bensin.
Sementara kloter 1 masih rehat, kloter 2 pimpinan Boy ini sudah melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Bahkan, Adi PIK dan Bayu Kappa yang tadinya ada di kloter 1, pindah ke kloter 2 dengan alasan ingin cepat sampai Jakarta. Karena mereka berdua masuk kloter 2, Bro Iwan yang tadinya di kloter 2 memutuskan untuk bergabung bersama kloter 1 dengan alasan terlalu banyak motor di kloter 2.

Tak lama setelah itu, bro Iwan menerima kabar bahwa Bro Marfin yang ada di kloter 2 mengalami kecelakaan. Kloter 1 pun diminta melanjutkan perjalanan sampai bertemu kloter 2 di jalan. Dengan perasaan dad dig dug karena khawatir ada kecelakaan serius di kloter 2, rombongan kloter 1 pun melanjutkan perjalanan. Namun, sepanjang perjalanan tidak menemukan rombongan kloter 2 sama sekali. Karena tidak bertemu kloter 2, rombongan pun tetap melanjutkan perjalanan. Namun, memasuki Kranggan, Bro Iwan memberhentikan rombongan untuk memastikan bahwa kloter 2 tidak terlewati. Telepon sana-sini tidak ada yang mengangkat. Tapi, beberapa saat kemudian, ponsel Bro Marfin bisa dihubungi. Ternyata rombongan kloter 1 sudah sampai di tempat kongkow HTML Jaktim, Mekdi Kalimalang, dan Bro Marfin pun tidak mengalami kecelakaan serius. Dari Kranggan ini, satu per satu anggota kloter 1 memisahkan diri menuju rumah masing-masing. Sampai jumpa di touring mendatang.

Regards,
*Yanglampunseinbela kangnyajatuhsatu diujungaspalsepulangdaritasik


tulisan ini juga telah diposting di:
http://www.honda-tiger.or.id/forum/showthread.php?t=19561